Sopir Keluhkan Tarif yang Berubah-ubah
Taksi Online Sulit Kejar Pendapatan
SURABAYA – Asosiasi Driver Online (ADO) Surabaya meminta pemkot segera menentukan nasib taksi online. Salah satunya, soal ketetapan tarif yang sering mengancam pendapatan para sopir.
Wakil Ketua DPD ADO Jatim Tito Ahmad menjelaskan bahwa ketetapan tarif yang berlaku penuh sangat penting. Tujuannya, sopir bisa memenuhi target pendapatan setiap harinya.
Selama ini para driver online sering mengeluh. Sebab, tarif awal sering berubah secara tibatiba. Terkadang, tarif pertama Rp 3.000 per kilometer. Namun, nominalnya bisa langsung anjlok menjadi Rp 2.200. ’’Kondisi itu jelas memberatkan kami,’’ terangnya.
Dengan turunnya tarif, penghasilan sopir semakin berkurang dalam sehari. Driver juga sering tidak mengetahui perubahan tarif itu. Sebab, keputusan soal tarif biasanya ditetapkan aplikator.
Menurut Tito, keluhan soal perubahan tarif para sopir tersebut wajar. Sebab, kondisi transportasi online saat ini berbeda dengan dua tahun sebelumnya. Ketika itu, driver masih sedikit.
Karena itu, Tito meminta pemerintah segera turun tangan. Khususnya, segera menetapkan aturan khusus mengenai tarif minimal transportasi online. ’’Harus ada tarif tetap,’’ jelasnya.
Sementara itu, Kabid Angkutan Dinas Perhubungan (Dishub) Surabaya Tundjung Iswandaru menyatakan, naik turunnya tarif tersebut seharusnya tidak terjadi. Tarif harus berlaku penuh agar tidak membingungkan penumpang.
Polemik tarif transportasi online itu tidak terlepas dari kewenangan yang tidak tepat. Selama ini yang mengatur tarif adalah pemilik aplikasi atau aplikator. Padahal, hal tersebut seharusnya tidak boleh. Sebab, aturan mengenai tarif ditentukan operator.