Ajak Kelompok Minoritas Nyoblos
Besok Gelar Pasukan Pengamanan Pilgub
SIDOARJO – Christine lemah gemulai menari di atas panggung. Diiringi musik India, waria itu membawakan tari ular. Selang beberapa menit, dia menuju ke sebuah kotak di sampingnya. Kotak kayu itu lantas dibuka dan mengambil benda di dalamnya. Setelah diambil, penonton pun semburat berlarian.
Salah satunya Komisioner KPUD Sidoarjo Nanang Haramain. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa takut. Pria berambut putih tersebut menjauhi panggung. ’’Ularnya diarahkan ke saya. Langsung lari,’’ ucapnya.
Pertunjukan tari ular itu merupakan bagian dari kegiatan sosialisasi pilgub Jatim kemarin (23/6). Sasarannya adalah komunitas minoritas. Antara lain, orang dengan HIV/AIDS (ODHA), waria, serta lelaki seks lelaki (LSL) atau sering disebut LGBT.
Menurut Nanang, kegiatan itu merupakan bagian dari sosialisasi pilgub Jatim. KPUD Sidoarjo turun untuk memberikan informasi terkait pilgub. ’’Karena ini merupakan hak setiap warga untuk memilih dan dipilih,’’ paparnya.
Sosialisasi ke kelompok marginal sangat penting. Sebab, selama ini tingkat partisipasinya kecil. Nanang mengatakan, ada sejumlah kendala. Mereka menganggap politik hanya kepentingan orang besar. Bukan untuk kalangan bawah. ’’Mereka menganggap tidak penting,’’ ucapnya.
Sementara itu, jajaran kepolisian ikut sibuk mengantisipasi munculnya gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) menjelang dan saat pelaksanaan pilgub Jatim. Dalam pesta demokrasi itu, polisi mengerahkan ribuan personel.
Menurut Kabag Ops Polresta Sidoarjo Kompol Edi Santoso, para personel tersebut dikumpulkan Senin (25/6). Mereka bakal diberi petunjuk sebelum disebar ke titik yang sudah ditentukan. ’’Gelar pasukannya di alun-alun,’’ paparnya kemarin (23/6).
Kapolresta Sidoarjo Kombespol Himawan Bayu Aji memimpin jalannya upacara. Jajaran Forkopimda Kota Delta rencananya hadir. ’’Untuk pengecekan terakhir,’’ paparnya.
Gelar pasukan itu tidak hanya diikuti polisi. Sebab, petugas dari instansi terkait juga didatangkan. Salah satunya TNI. ’’Di Sidoarjo terdapat 2.887 TPS. Masing-masing akan mendapat penjagaan,’’ jelasnya.
Mantan Kabag Ops Polres Nganjuk itu menambahkan, antisipasi maksimal juga telah disiapkan. Untuk menjaga hari H pencoblosan, pihaknya mendapat bantuan dari Satbrimob Polda Jatim. Pengamanan pencoblosan tidak hanya dilakukan secara statis. Nanti ada patroli secara mobile. ’’Semoga bisa menekan munculnya gangguan kamtibmas di tengah masyarakat,’’ ungkapnya.
Persiapan pilgub juga dilaksanakan di Lapas Kelas II-A Sidoarjo. Kemarin (23/6) petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) mendapat bimbingan teknis (bimtek) dari komisi pemilihan umum daerah (KPUD).
Ketua PPK Kecamatan Sidoarjo Eko Handoko juga memerinci soal sah tidaknya kertas suara yang dicoblos DPT. ’’Meski lipatan surat suara tidak dibuka, tapi coblosan mengenai gambar salah satu pasangan, tetap sah,’’ katanya.
Bukan hanya itu, hak warga binaan yang tidak masuk DPT di lapas tetap diakomodasi. Meski namanya tidak tercantum dalam daftar di hunian, asal bisa menunjukkan bukti masuk DPT di wilayah Jawa Timur, warga binaan tetap bisa menggunakan hak pilihnya. Hal tersebut bisa ditelusuri dari nomor induk kependudukan (NIK).
Karena itu, pihak lapas diminta berkoordinasi dengan dispendukcapil. Tujuannya, menelusuri warga binaan yang memiliki hak suara, tetapi tidak masuk DPT. Dengan begitu, mereka tetap bisa memilih.