Jawa Pos

Kapal Tiga Dek Tidak Aman

-

KM Sinar Bangun yang tenggelam di perairan Danau Toba 18 Juni lalu terdiri atas tiga dek. Ternyata, konstruksi kapal seperti itu sangat membahayak­an.

Hal tersebut disampaika­n Inspektur Jenderal Kementeria­n Perhubunga­n (Kemenhub) Wahju Satrio Utomo kemarin (24/6). Konstruksi itu banyak digunakan kapal penyeberan­gan di Danau Toba. Karena itu, pemerintah akan melakukan operasi untuk merevisi kondisi membahayak­an tersebut. ”Penggunaan dek hingga tiga lantai tidak diperboleh­kan. Sangat riskan ketika kapal berlayar,” tutur Wahju kemarin.

Hal membahayak­an lainnya adalah pemasangan teralis besi di jendela kapal. ”Kalau nanti terjadi apa-apa, penumpang sulit lolos,” tambahnya.

Sayang, operasi penertiban yang akan dilakukan Kemenhub itu masih sebatas operasi simpatik. Padahal, pengalaman sebelumnya, hal tersebut bakal sulit dipatuhi. Yang lalu, ada insiden kapal penyeberan­gan yang mengakibat­kan seorang tewas di Danau Toba. Padahal, saat itu semua kapal penyeberan­gan (selain feri) dilarang beroperasi.

Selain mengecek kondisi kapal, pemerintah akan membagikan life jacket. Kemarin pembagian life jacket dipusatkan di Dermaga Ajibata, Parapat, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Dalam tahap pertama tersebut, jaket keselamata­n yang diberikan sekitar 600 buah.

Total, sebanyak 5.000 jaket keselamata­n akan dibagikan. Pembagian bakal disebar ke sejumlah dermaga dan pelabuhan yang ada di kawasan Danau Toba. ”Sesuai ketentuan, jumlahnya (life jacket) harus 125 persen dari jumlah penumpang yang diangkut,” katanya.

 ?? TRIADI WIBOWO/SUMUT POS/JPG ?? BERHARAP KEAJAIBAN: Keluarga korban tenggelamn­ya KM Sinar Bangun menanti di pinggir Danau Toba di Dermaga Tigaras kemarin (24/6).
TRIADI WIBOWO/SUMUT POS/JPG BERHARAP KEAJAIBAN: Keluarga korban tenggelamn­ya KM Sinar Bangun menanti di pinggir Danau Toba di Dermaga Tigaras kemarin (24/6).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia