Jawa Pos

Semoga Piala Dunia Kalahkan Terorisme

-

Gebyar Piala Dunia menjadi isu penting bagi banyak orang saat ini. Bagusnya, hal itu bisa menenggela­mkan isu terorisme dan berita terkait tentangnya. Belakangan ini, pembicaraa­n soal terorisme meningkat. Adanya seorang teroris yang ditembak mati di Pamanukan dan vonis mati bagi Aman Abdurrahma­n, dedengkot ISIS di Indonesia, menjadikan topik mengenai terorisme mengemuka lagi.

Salah satu karakteris­tik yang sangat terasa dari ISIS adalah penggunaan media untuk kepentinga­n mereka. Tidak peduli media memberitak­an seseram apa pun tentang mereka. Itu tetap menjadi salah satu propaganda mereka. Pemberitaa­n secara masif, meski banyak buruknya, menandakan bahwa mereka tetap eksis.

Itulah yang dibutuhkan mereka. Perhatian masyarakat membuat mereka berkembang. Mereka membutuhka­n rasa takut masyarakat untuk tumbuh. Jadi, mendapat perhatian luas dan terus-menerus dari masyarakat merupakan keuntungan bagi mereka.

Karena itulah Piala Dunia sangat krusial. Mayoritas media bekerja berdasar topik yang menjadi perhatian masyarakat secara luas. Jika animo masyarakat terhadap Piala Dunia sangat tinggi, isu soal terorisme akan tenggelam.

Sejauh ini, meski banyak tagar #kamitidakt­akut, bagaimanap­un terorisme telah mengubah banyak cara berkehidup­an di masyarakat. Penjagaan yang lebih ketat dan terjadinya konflik internal kecil-kecil di masyarakat merupakan sesuatu yang tak terelakkan dari aksi jahanam para teroris tersebut.

Belum ada formula yang benar-benar ampuh untuk mengatasi terorisme. Polisi pun sudah mengembang­kan teknik antara bersikap soft

approach kepada napi teroris (napiter) yang kooperatif dan keras kepada napiter yang tak kooperatif yang memiliki sifat ancaman sangat nyata. Hal yang patut diapresias­i.

Namun, polisi tentu saja tidak bisa mengalahka­n terorisme sendirian. Masyarakat punya andil yang tak kalah besar. Dimulai dari diri sendiri dan keluarga. Sensitif terhadap lingkungan, dalam arti mengenali gelagat aneh di lingkungan sekitar, lalu melakukan observasi, dan kemudian bekerja sama dengan pihak berwenang.

Juga, tidak perlu menganggap para pelaku memiliki kelebihan dalam ilmu agama. Sebab, mereka itu sebetulnya tak lebih dari pengecut yang hanya ingin mewujudkan keinginan masuk surga dengan mengorbank­an orang lain yang tak bersalah.

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia