Rusia Ingin Sempurna
SAMARA – Rusia tak pernah segila ini. Sbornaya –julukan timnas Rusia– tak pernah sejemawa ini saat menjalani fase grup. Di major tournament tourna ament apa pun, baik Piala Dunia maupun Euro, Rusia susah mengakhiri tiga laga fase grup dengan catatan sempurna alias selalu menang. Nah, rekor itulah yang kini dibidik Igor Akinfeev dkk setelah memastikan lolos ke babak 16 besar.
Meski, lawan terakhir yang mereka hadapi malam nanti di Cosmos Arena, Samara, adalah Uruguay
( siaran langsung Trans
TV pukul
21.00 WIB WIB). tactician Rus ia , dikutip Sport.
Memang, sebelum Piala Dunia dimulai, banyak yang menganggap Rusia diuntungkan dengan dua lawan yang relatif lebih mudah pada dua laga awal di fase grup. Yakni, melawan Arab Saudi (14/6) dan Mesir (20/6).
”Kami sudah belajar dari kesalahan yang sudah menjauhkan kami dari kesuksesan pada masa lalu,” tutur Cherchesov. Selain membidik capaian yang tak biasa di major tournament, gol yang sudah mencapai delapan di Piala Dunia 2018 ini juga menjadi koleksi terbanyak Rusia dalam satu turnamen mayor.
Begitu pula dengan satu gol kebobolannya. Itu adalah jumlah kebobolan paling minim. Nah, statistik itulah yang harus dilanjutkan agar mimpi meraih hasil sempurna di fase grup tak sampai pupus. Salah satunya, meredam agresivitas duo bomber La Celeste –julukan Uruguay– Luis Suarez dan Edinson Cavani. Dan, momentum di lini pertahanan itulah yang jadi motivasi Sergei Ignashevich, center back Rusia.
Apalagi, bagi bek 38 tahun tersebut, Piala Dunia kali ini akan jadi Piala Dunia terakhir setelah menjalani 124 caps di timnas Rusia. ”Ini tantangan terbaru kami setelah berhadapan dengan tim yang punya pressing relatif lebih lemah (Arab Saudi dan Mesir). Saya sudah melihat bagaimana keduanya bermain, saat keduanya saling berinteraksi di lapangan. Saya khawatir kami tak mampu membatasi pergerakan mereka,” ungkap bek veteran CSKA Moskow itu seperti dikutip Sovsport.
Sama dengan Rusia, Uruguay yang lebih berpengalaman lolos dari fase grup (9 kali dari 13 edisi Piala Dunia yang diikuti) belum pernah mencatatkan hattrick menang di fase grup. Mentok dua kali menang. Makanya, kali ini bisa jadi momentum terbaik bagi Uruguay. Oscar Washington Tabarez, tactician Uruguay, berencana memberikan kejutan bagi Rusia.
Dilansir La Vanguardia, Uruguay yang biasa bermain dengan skema 4-4-2 akan lebih ke 5-4-1 ketika melakukan transisi serangan balik. Apalagi setelah Jose Gimenez yang notabene di lini belakang jadi partner Godin absen karena cedera paha. Posisinya akan digantikan Sebastian Coates.