Mencari Perkutut yang Cerewet
SURABAYA – Lomba tahunan seni suara alam burung perkutut kembali diselenggarakan kemarin (24/6). Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang kerap diadakan di Prapen, kali ini perlombaan itu berlokasi di lapangan Simomulyo, Sukomanunggal. Sebanyak 336 peserta dari sejumlah kota di Jatim ikut serta.
Subaidi adalah salah seorang di antaranya. Warga Kenjeran tersebut duduk serius di pinggir lapangan melihat burung kesayangannya dalam sangkar yang tergantung di tiang tengah lapangan. Sudah hampir tiga tahun dia memelihara burung kesayangannya itu dan rutin ikut lomba. ’’Tapi belum pernah menang. Semoga yang sekarang menang,’’ paparnya optimistis sembari menatap burungnya yang berkicau bersahutan dengan burung lain.
Menurut Subaidi, dirinya telah mengeluarkan ratusan ribu untuk mengurus perkutut jagoannya tersebut. Mulai memberikan vitamin hingga makanan setiap hari. ’’Saya rawat dengan baik, sudah kayak anak sendiri,’’ terangnya. Harga kurungannya di rumah saja mencapai Rp 5 juta.
Lurah Simomulyo Sukardi menyatakan, perebutan Piala Wali Kota dalam seni suara alam burung perkutut berjalan sejak 1990-an. Tujuannya beragam. Mulai mengajak warga Surabaya menjadi penyayang binatang hingga melestarikan budaya lokal.
Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, kompetisi itu memperebutkan hadiah puluhan juta rupiah. Agar menang, para peserta harus memiliki burung yang cerewet. Semakin cerewet dan nyaring bunyinya, burung tersebut dipastikan menjadi pemenang.
Ada tujuan lain di balik kegiatan tahunan itu. Menurut Sukardi, kegiatan memelihara binatang bisa menjadi sarana rekreasional. ’’Memelihara burung ada sisi hiburannya juga,’’ paparnya.
Dalamkegiatanitu,turuthadirKapolsek Sukomanunggal AKP Muljono, Kepala DinasKetahananPangandanPertanian (DKPP)Joestamadji,sertaWali Kota Tri Rismaharini.