Jawa Pos

Tanpa Niat, Lama Sembuhnya

-

MELEPASKAN diri dari jerat narkoba perlu kesadaran diri dan dukungan dari lingkungan terdekat. Misalnya, pengalaman Iffet Veceha Sidharta atau yang akrab disapa Bunda Iffet. Peran ibunda Bimbim sekaligus ibunya Slank itu sangat besar dalam melepaskan personel Slank dari jerat narkoba.

Memasukkan anak ke rehabilita­si memang menjadi salah satu langkah tepat. Tetapi, di luar itu anak tetap harus dipantau ketat. ’’Bunda jaga sendiri mereka,’’ tuturnya.

Dia mengingat, saat itu si anak menjalani detoksifik­asi selama 10 hari. ’’Alhamdulil­lah, mereka nurut,’’ katanya.

Bukan hanya itu, Bunda Iffet juga berperan sebagai manajer Slank, mengatur segala keperluan, termasuk keuangan mereka. Bunda selalu menemani ke mana pun Slank mengadakan show. ’’Selama satu setengah tahun, mereka nggak boleh pegang uang dan HP untuk mencegah mereka kontak bandar dan beli-beli. Jadi, kalau mau beli sesuatu, mereka langsung minta Bunda,’’ papar perempuan yang kini sudah menapak usia 80 tahun tersebut.

Selain karena cinta, kesabaran, dan ketegasan Bunda Iffet, kunci terbebas dari jerat narkoba adalah kesadaran diri. ’’Kalau nggak dengan niat, lama sembuhnya,’’ ungkap perempuan yang membagikan pengalaman­nya lewat buku Rock n Roll Mom.

Itu pula yang diungkapka­n Nurul Afiyah dan Herwin Aswir. Meski sempat mengalami relapse atau kambuh, keduanya akhirnya sukses keluar dari jerat narkoba.

Buat Nurul, sabu-sabu kala itu bak doping. ’’Seger banget kalau sudah nembak (istilahnya untuk memakai sabu). Apalagi, saya parttime sampai malam dan paginya harus kuliah,’’ ucapnya.

Kecanduann­ya lumayan parah. Suatu ketika dia mengikuti acara pascarehab­ilitasi BNNK Surabaya. ’’Katanya, acaranya mek ceramah, terus dapat konsumsi sama uang transporta­si Rp 50 ribu,’’ jelasnya.

Namun, perempuan kelahiran 30 Agustus 1994 itu memperoleh lebih dari sekadar bekal. Dia rutin mengikuti sesi pascarehab­ilitasi setiap pekan. Meski begitu, momen berhenti tersebut tak lantas datang. Setelah akhirnya terbebas kini Nurul makin segar. ’’Bobot saya dulu nggak sampai 40 kg. Kurus banget. Alhamdulil­lah sekarang naik sampai hampir 20 kg,’’ ucapnya.

Pengalaman itu membuat pemilik titel sarjana hukum tersebut perhatian terhadap pengguna narkoba muda.

Selain itu, ada konselor BNNK Surabaya Herwin Aswir yang dulu merupakan pecandu narkoba. Track record-nya tak main-main. Herwin menggunaka­n barang haram tersebut sejak masih berusia 9 tahun. ’’Baru bebas (dari narkoba) sekitar tahun 2006. Saya ikut rehab delapan kali dan dipenjara bolak-balik,’’ ujarnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia