Jawa Pos

Pincang Bukan Alasan

-

JAKARTA – Tanggal 29 November 2009 adalah kali terakhir Persebaya Surabaya bertandang ke Jakarta untuk menghadapi Persija Jakarta. Green Force kala itu harus mengakui keunggulan tuan rumah dengan skor 3-4 di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Harus pulang dengan tangan kosong ke Surabaya dalam pertanding­an di Indonesia Super League musim 2009–2010.

Sembilan tahun berlalu. Petang nanti, Persebaya akan kembali ke Jakarta melawan Persija dalam laga tunda yang seharusnya digelar pada 3 Juni di Stadion Sultan Agung, Bantul. Bukan bertanding lagi di SUGBK, Rendi Irwan dkk harus bertandang ke Stadion

PTIK yang menjadi venue alternatif kandang Persija setelah beberapa stadion di sekitar Jakarta tidak bisa dipakai karena persiapan Asian Games 2018.

Tentu, kenangan sembilan tahun silam itu tidak ingin diulang. Persebaya wajib menang pada pertanding­an petang nanti. Berada di zona degradasi, yakni peringkat ke-16 dengan 14 poin, tim kebanggaan arek Suroboyo itu membutuhka­n kemenangan untuk mendongkra­k posisi.

Tentu tidak mudah bagi Persebaya. Persija sedang berada dalam kondisi bagus. Walau bakal tampil tanpa Marko Simic, Ismed Sofyan dkk tetap percaya diri. Buktinya, ketika melawan PS Tira pada 8 Mei lalu, Persija menang telak 5-0 tanpa kehadiran striker andalannya tersebut. Kemenangan dirasa kian sulit karena Persebaya bakal tampil tanpa kekuatan utamanya. Pelatih Persebaya Angel Alfredo Vera masih tidak bisa menurunkan striker asal Brasil David da Silva karena cedera. Hal tersebut diperparah dengan absennya beberapa pemain. Yakni, Oktafianus Fernando, M. Irvan, dan Ruben Sanadi.

Ovan dan Irvan tidak bisa tampil karena hukuman. Ovan terkena aku- mulasi kartu, sedangkan Irvan masih disanksi PSSI. Sementara itu, Ruben absen karena ada masalah keluarga.

Alfredo mengakui tanpa kehadiran pemainpema­in tersebut memang sedikit menyulitka­n. Terutama David da Silva. Dua striker lokal yang selama ini menjadi pengganti, yakni Rishadi Fauzi dan Ricky Kayame, belum bisa menunjukka­n taji sebagai juru gedor.

Karena itulah, pelatih asal Argentina tersebut akan memanfaatk­an winger dan lini tengahnya untuk mencetak gol. Rishadi sangat mungkin disiapkan menjadi tembok di lini depan agar bisa sedikit membuka ruang untuk mencetak gol bagi gelandang dan pemain sayapnya. ’’Saya juga sudah tahu kekuatan Persija. Punya pemain sayap yang cepat, kami akan mengatasin­ya,’’ katanya. Alfredo berharap timnya tetap mendominas­i pertanding­an. Dia menargetka­n kemenangan sehingga harus membuat peluang sebanyak-banyaknya. ’’Saya yakin walau dengan striker lokal, kami bisa mencetak gol dan menang,’’ tuturnya.

Tanpa kehadiran Simic, Persija tetap harus diwaspadai. Materi pemain yang merata di segala lini merupakan ancaman bagi Green Force, julukan Persebaya. Bermain di Stadion PTIK untuk kali pertama, menurut Alfredo, tidak berpengaru­h bagi tim. Menurut dia, Persebaya sudah menyiapkan segalanya untuk itu. ’’Semoga besok (hari ini, Red) pertanding­an bisa berjalan bagus dan adil,’’ harapnya.

Abu Rizal yang menjadi salah satu sosok penentu untuk mematikan kecepatan winger Persija mengungkap­kan siap memberikan yang terbaik. ’’Saya akan bermain habis-habisan. Persebaya harus menang,’’ tuturnya.

Pelatih Persija Stefano Cugurra Teco menjelaska­n, walau tampil tidak dengan skuad terbaik, Persebaya tetap harus diwaspadai. Bermateri pemain muda, kualitas tamunya itu cukup bagus. ’’Kami harus kerja keras untuk besok (hari ini, Red). Tanpa Simic, kami tetap optimistis bisa meraih kemenangan,’’ ungkapnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia