Jawa Pos

Dianggap Taliban

JIMMY DURMAZ

-

DUKA yang dirasakan Jimmy Durmaz setelah laga melawan Jerman (23/6) serasa berlipat ganda. Selain Swedia dipaksa menelan kekalahan 1-2, gelandang 29 tahun itu menjadi korban ancaman berbau rasial. Serangan tersebut dia terima lewat akun media sosialnya kemarin.

Jumlahnya mencapai 3 ribu komentar. Paling parah, dia disebut sebagai ”iblis Arab”, ”teroris”, bahkan ”Taliban”. Ada beberapa yang mendesak Durmaz untuk kembali ke asalnya. Kalimat itu ditujukan karena Durmaz masih memiliki garis keturunan Syria.

SvFF alias Federasi Sepak Bola Swedia langsung melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwenang. Tindakan itu diambil agar Durmaz bisa fokus pada laga penentuan Swedia melawan Meksiko Rabu besok (27/6).

Durmaz juga berusaha bersikap tenang. ”Saya selalu memiliki pengalaman tentang hal itu. Mereka tetap membenciku. Jika mengalami hal tersebut sepanjang hidup, itu sudah tidak berbahaya lagi. Tidak ada yang perlu dipedulika­n. Saya tetap bangga bisa membela negaraku,” ungkapnya.

Dukungan pun mengalir dari berbagai pihak. Timnas Swedia bersatu untuk memberikan dukungan. Dalam sesi latihan kemarin, mereka bersorak mengecam tindakan rasis. Bahkan, Perdana Menteri Swedia Stefan Lofven turut membela Durmaz. Seperti dikutip dari Expressen, dia menyebut tindakan rasis itu adalah hal yang patut disayangka­n. ”Mereka (para pembenci, Red) tidak mengerti apa pun. Di Swedia, kita menang bersama, kalah bersama,” ujar Lofven. Assist Assist Assist Assist

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia