Anugerah Brevet Penerbang untuk KSAL
SIDOARJO – Puncak perayaan Ke62 Hari Penerbangan TNI-AL dilangsungkan di Pangkalan Udara TNI-AL Juanda kemarin (25/6). Sebanyak 20 pesawat dilibatkan untuk atraksi. Sebetulnya, hari jadinya berlangsung pada 17 Juni. Namun, karena terbentur libur Lebaran, acara dimundurkan.
Dalam kegiatan itu, KSAL Laksamana TNI Siwi Sukma Adji diangkat sebagai warga kehormatan penerbang. Siwi berhak mengenakan brevet penerbang TNI-AL di dada pakaian dinas maupun di topi baret.
Gelar tersebut diberikan Komandan Puspenerbal Laksma TNI Dwika Tjahja Setiawan kepada Siwi setelah menjadi kopilot Eurocopter AS-565 Dauphin versi militer (Panther) selama 25 menit. Helikopter dengan nomor register HS-4207 itu mengudara dengan rute apron base ops Lanudal Juanda sampai pantai timur di Banjar Kemuning, Sedati, Sidoarjo, dan kembali ke base ops. KSAL kelahiran Cimahi 56 tahun lalu itu mengenakan flying suit hijau.
Penyematan brevet penerbang kehormatan merupakan kegiatan perdana KSAL Siwi di apron Lanudal sejak dia dilantik Presiden Joko Widodo pada 23 Mei lalu
Setelah itu, kegiatan di apron base ops bergeser ke timur ke apron hanggar Lanudal. Acara inti berupa upacara; pertunjukan drama kolosal sejarah Bandara Waru, Juanda; dan dipungkasi defile. ”Penerbangan TNI-AL unsur wajib dalam sistem senjata armada terpadu selain kapal perang, Korps Marinir, dan pangkalan,’’ kata Siwi.
Keterbatasan alutsista membuat pesawat-pesawat di Juanda digeser ke wilayah Indonesia Timur. Siwi sudah mengkaji pengurangan jajaran penerbangan matra laut di Jawa untuk dipindah ke pangkalan terluar. Kajian itu dimatangkan di Mabes TNI. Termasuk usulan jabatan Komandan Puspenerbal ditingkatkan dari laksamana pertama (bintang satu) menjadi laksamana muda (bintang dua), sejajar dengan komando utama TNI lainnya. ”Tunggu saja. Itu sudah di panglima TNI,” ujar Siwi.
Upacara kali ini dihadiri sejumlah raja Kesultanan Melayu, Kalimantan Barat. Kesultanan menganugerahi Laksma Dwika gelar adat Pangeran Wira Elang Samudra. Komandan Pangkalan TNI-AL Pontianak 2013–2015 itu dinilai banyak berjasa. Selain itu, drama kolosal sejarah pembangunan Bandara Waru, Juanda, menghadirkan salah satu mobil yang digunakan Presiden Soekarno saat meresmikan bandara tersebut pada 12 Agustus 1964.