Belum Setujui Perubahan Nama Jalan
Lebih dari 2 Ribu Warga Bakal Ribet Ganti Alamat
SURABAYA – Untuk kali pertama Panitia Khusus (Pansus) Perubahan Nama Jalan Gunungsari dan Dinoyo melakukan sidak ke lokasi kemarin (25/6). Pansus yang berisi anggota Komisi D DPRD Surabaya itu masih belum menyetujui permintaan Pemprov Jatim untuk menyematkan nama Jalan Hayam Wuruk dan Sunda di sebagian ruas dua jalan tersebut.
Perubahan nama jalan menjadi salah satu rangkaian harmonisasi budaya Sunda-Jogjakarta-Jawa. Perubahan nama jalan sudah dilaksanakan di Bandung dan Jogjakarta. ’’Tinggal di Surabaya yang masih ditunggu,’’ jelas Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga (PUBM) Jatim Gatot Sulistiyo Hadi saat sidak.
Jalan yang disidak di Gunungsari terlihat baru dipertebal. Belum ada markah pembatas di jalan provinsi tersebut. Area yang terdampak sepanjang 2 kilometer. Itu memanjang dari gerbang tol Gunungsari hingga pertigaan Kodam V/Brawijaya. Terdapat 136 bangunan yang terdampak perubahan itu. Di Jalan Dinoyo, ada 30 bangunan yang terdampak. Jika jalan diubah, ada lebih dari dua ribu warga yang terdampak.
Ketua Pansus Perubahan Nama Jalan Fatchul Muid menerangkan, dirinya masih belum menyetujui usul pemprov tersebut. Sebab, dia khawatir warga kerepotan saat alamatnya diganti. Salah satunya penggantian statuskependudukan.’’Dispendukcapil belum bisa memberikan pelayanan khusus bagi warga terdampak. Tidak ada jaminan,’’ jelasnya.
Banyak e-KTP yang belum jadi. Jika direpotkan dengan ganti alamat, Muid khawatir warga semakin kesulitan. Selain KTP, warga harus mengubah status dalam kartu keluarga.
Itu cuma masalah kependudukan. Ganti alamat juga harus mengganti sertifikat hak milik (SHM) tanah. Warga harus membayar biaya notaris untuk mengganti sertifikat. Belum lagi SIM, STNK, BPKB, rekening bank, paspor, visa, hingga kartu pegawai bagi aparatur sipil negara (ASN).
Muid mengusulkan agar pemprov membuat monumen peringatan daripada mengubah nama jalan. Menurut dia, pembangunan monumen tersebut bisa menjadi bagian dari harmonisasi budaya SundaJawa-Jogjakarta.’Jikamasyarakatmalah repot, kenapa harus kami paksakan,’’ jelas anggota Fraksi HANDAP (Hanura, Nasdem, PPP) itu.
Nurjannah, warga Gunungsari, menolak keras usul penggantian nama jalan itu. Menurut dia, Gunungsari menjadi bagian dari sejarah penting Surabaya. Namanya ada sebelum Belanda datang. ’’Dari dulu namanya ya Gunungsari. Sejak nenek moyang saya,’’ tegasnya saat ditemui di rumahnya.
Selain itu, perempuan 44 tahun tersebut tidak mau direpotkan dalam pengurusan administrasi. Terlebih, ada 2.092 orang yang terdampak. ’’Ulang lagi dari awal. Susah,’’ ucapnya.