Pendaftar Tetap Serbu Sekolah Favorit
SMPN Pinggiran Masih Minim Pendaftar
GRESIK – Para calon siswa tidak buang-buang waktu. Pada hari pertama pendaftaran PPDB SMPN jalur reguler kemarin (25/6), total 4.719 anak mendaftar ke 32 SMPN. Mereka tetap mengincar SMPN favorit.
Sejak pagi, hampir semua sekolah dipenuhi pendaftar. SMPN 1 Gresik, misalnya. Diantar orang tuanya, pendaftar berdatangan. Mereka rela antre lama. Menunggu giliran dipanggil panitia PPDB. ’’Mulai pagi di sini (SMPN 1 Gresik, Red). Ini pilihan pertama,’’ kata Alifia Salwa, salah seorang siswa.
Hasil rekapitulasi pendaftar menunjukkan, SMPN 1 Gresik memang paling diserbu calon siswa. Hingga pukul 14.00, jumlah pendaftar mencapai 300 anak. Padahal, pagu SMPN 1 Gresik hanya 320 anak. ’’Ini baru hari pertama. Masih ada waktu bagi calon siswa untuk daftar,’’ ujar Kepala SMPN 1 Gresik Djamali. SMPN 3 Gresik lebih banyak lagi. Ada 321 pendaftar.
Di luar kawasan perkotaan, SMPN 1 Driyorejo juga dibanjiri pendaftar. Jumlahnya 347 anak. SMPN 1 Cerme didatangi 265 pendaftar.
Para siswa sebelumnya mendaftar secara online di website Dispendik Gresik. Setelah daftar online, kemarin mereka datang ke sekolah tujuan untuk melakukan verifikasi. Mereka menerima bukti verifikasi sehingga namanya bisa tertera dalam daftar calon siswa. Berikutnya peringkat sementara. Hasil final akan ditentukan nilai tes potensi akademik (TPA) yang baru dilaksanakan pada 2 Juli.
Jumlah pendaftar tidak merata di setiap sekolah. Ada sekolah yang pendaftarnya menumpuk. Namun, banyak pula yang sedikit. Tren tersebut mirip pendaftar di SMA/ SMK yang siswanya memilih sekolah-sekolah favorit. ’’Ini baru hasil sementara. Masih tersisa dua hari lagi (hari ini sampai Kamis lusa, Red),’’ jelas Kabid Pendidikan Dasar (Dikdas) Nur Maslichah.
Beberapa sekolah yang minim pendaftar umumnya berlokasi di pinggiran. SMPN 3 Sidayu, misalnya. Di antara 128 pagu yang disiapkan, jumlah pendaftar baru mencapai 26 anak. Pendaftar minim juga terlihat di SMPN 2 Sidayu. Bahkan, di SMPN 2 Benjeng, jumlah pendaftar masih kosong. Artinya, belum ada pendaftar sama sekali di sekolah setempat.
Dispendik pun belum menyiapkan solusi konkret untuk menutup kekurangan pagu di sejumlah sekolah. Entah akan membuka kembali PPDB tahap kedua atau tidak. ’’Kita lihat setelah akhir pendaftaran saja,’’ tutur Nur Maslichah.