NARK BA ITU BENANG RUWET
Hari Antinarkotika Internasional (International Day Against Drug Abuse and Illicit Trafficking) diperingati setiap 26 Juni. Korban jeratan narkoba berjatuhan. Tentu, ada harapan pulih untuk mereka.
PERANG melawan narkoba menjadi tugas wajib keluarga, sekolah, serta masyarakat. ”Enggak bisa kita ngomong pecandu, terus diserahkan pemerintah untuk rehabilitasi, terus selesai. Narkoba itu benang ruwet,” tegas Ketua BNNK Surabaya AKBP Suparti SH MM. Pemulihan terbaik, lanjut dia, tetap ada pada keluarga.
Dia menyayangkan sikap masyarakat Indonesia yang masih punya pola pikir keliru. Pengguna narkoba sering dianggap benalu yang bikin malu. Juga merepotkan keluarga.
Padahal, jika keluarga mau mendukung selama proses penyembuhan dan pemulihan, mereka bisa kembali berfungsi. ”Tapi, kenyataannya nggak gitu. Berapa kali keluarga mengajukan uang jutaan dan bilang, pokok anak saya nggak balik ke rumah,’’ papar mantan Kapolsek Wonocolo itu. Hasilnya? Lingkaran setan. Mantan pengguna yang sudah mendapat rehabilitasi, tapi tanpa dukungan keluarga, justru relapse atau kambuh. ”Makanya, sekarang orang tua atau keluarga si pengguna kami panggil untuk mendapat pengarahan,” ungkapnya. Hal itu didukung stigma negatif masyarakat terhadap pengguna maupun mantan pengguna narkoba. Padahal, lanjut dia, kemampuan penderita narkoba –yang masih dalam tahap ketergantungan ringan dan sedang– nyaris tidak berbeda dengan mereka yang bersih. Selain itu, mantan pengguna yang sudah melalui tahap rehabilitasi sosial siap kembali bermasyarakat.
”Selama rehab sosial, mereka dibekali keterampilan. Kemampuan berkomunikasi dilatih, diberi pelatihan seperti nyablon atau kerajinan lain,” ujar perempuan kelahiran Tulungagung itu. Tidak jarang, mantan pecandu tersebut dirangkul sebagai konselor BNNK Surabaya. Alasannya, mereka lebih paham cara pikir pecandu sehingga lebih mudah ’’klik’’ kalau sesi konseling.
Dokter Singgih Widi Pratomo menjelaskan, para pecandu punya kans pulih jika adiksinya dideteksi lebih awal. Sebab, makin sering dan banyak narkoba digunakan, kerusakan sistem saraf pusat akan makin parah. Dokter rehabilitasi BNNK Surabaya itu menambahkan, narkoba akan memaksa sel-sel otak melepas dopamin lebih banyak.
Masalahnya, zat adiktif itu mengganggu fungsi otak lain. Mulai yang terkait dengan indra, pola pikir, memori, hingga gerakan. ”Karena sistem saraf rusak, memori dan daya pikir mereka ikut kacau. Makanya, tidak sedikit pengguna narkoba yang akhirnya punya kecenderungan melakukan tindak melawan hukum,” ungkap Singgih.
Lama pemakaian tentu sangat berpengaruh pada perubahan dalam diri korban. Fisik maupun psikis. Semakin lama menggunakan obat-obatan terlarang, korban menjadi semakin ketergantungan. Efek yang ditimbulkan ketika korban berhenti mengonsumsi akan semakin parah. ”Kalau korban sudah memakai lebih dari dua tahun, ada kalanya dia bukan lagi orang yang biasa kita kenal,” kata psikolog Dr Dra Gunatirin Msi, dosen Fakultas Psikologi Universitas Surabaya.
Enggak bisa kita ngomong pecandu, terus diserahkan pemerintah untuk rehabilitasi, terus selesai. Narkoba itu benang ruwet.”
AKBP Suparti SH MM,
Ketua BNNK Surabaya Bobot saya dulu nggak sampai 40 kg. Kurus banget. Alhamdulillah sekarang naik sampai hampir 20 kg.”
Nurul Afiyah,
Mantan Pecandu Baru bebas sekitar tahun 2006. Saya ikut rehab delapan kali dan dipenjara bolak-balik.”
Herwin Aswir,
Konselor BNNK Surabaya