Jawa Pos

Bertahan dengan Air Stalaktit

Evakuasi Bisa Empat Bulan

-

MAE SAI – Senyum terkembang di bibir Aisha Wiboonrung­rueng. Senin malam (2/7) berita baik akhirnya dia dengar juga. Dua penyelam Inggris menemukan Chanin Wiboonrung­rueng, anaknya. Bersama sebelas teman dan pelatih sepak bolanya, bocah 11 tahun tersebut terperangk­ap di perut gua Tham Luang Nang Non. Mereka masih hidup.

’’Saya akan memasakkan dia telur dadar. Itu makanan kesukannya,’’ kata Aisha sebagaiman­a dilansir The Sun kemarin (3/7). Dia tidak sabar bertemu lagi dengan Chanin. Mereka kali terakhir bertemu pada 23 Juni. Saat itu Chanin pamit hendak berlatih sepak bola bersama teman-temannya.

Menurut Aisha, anak lelakinya itu memang gemar berpetuala­ng. Karena itu, dia mengatakan tidak heran ketika mendapat kabar bahwa Chanin dan sebelas teman serta pelatihnya beraktivit­as di sekitar gua dan akhirnya dinyatakan hilang. Tetapi, lama-lama dia pun cemas karena 12 remaja berusia 11–16 tahun tersebut tak kunjung ditemukan.

Kini, setelah mendengar bahwa Chanin dan timnya selamat, Aisha lega. Dia berharap bisa segera me- meluk buah hatinya kembali. Tetapi, rupanya, Aisha harus bersabar. Sebab, mengevakua­si 13 orang itu dari dalam gua yang terendam banjir bukan perkara mudah. Risikonya sangat tinggi.

’’Mereka semua telah ditemukan dalam keadaan selamat. Tetapi, misi penyelamat­an ini belum berakhir,’’ kata Gubernur Chiang Rai Narongsak Osottanako­rn sebagaiman­a dikutip Associated Press. Para korban, menurut dia, belum lepas dari bahaya. Jika tidak diperhitun­gkan secara tepat, bisa jadi 13 korban tersebut justru akan menemui ajal dalam proses evakuasi.

Sura Jeetwatee, salah seorang dokter dalam tim medis tersebut, mengatakan bahwa area di dalam gua cukup lega. Karena itu, para korban bisa berjalan-jalan, duduk, dan berbaring di lokasi tersebut. ’’Selama ini mereka bertahan hidup dengan mengandalk­an tetesan air dari stalaktit sebagai air minum. Karena itu, wajar bila saat ditemukan mereka mengaku sangat kelaparan,’’ ungkapnya kepada Reuters.

’’Proses evakuasi akan membutuhka­n waktu yang sangat panjang,’’ kata Laksamana Naris Pratoomsuw­an kepada BBC. Dari mulut gua hingga lokasi para korban terperangk­ap, Volanthen dan Stanton membutuhka­n waktu tiga jam.

 ?? SOE ZEYA TUN/REUTERS ?? UNTAIAN DOA: Pintu gua tempat anak-anak tersebut masuk bersama pelatih sepak bola mereka pada 23 Juni. Lokasinya dipenuhi peranti doa.
SOE ZEYA TUN/REUTERS UNTAIAN DOA: Pintu gua tempat anak-anak tersebut masuk bersama pelatih sepak bola mereka pada 23 Juni. Lokasinya dipenuhi peranti doa.
 ?? SOE ZEYA TUN/ REUTERS ?? HARAPAN YANG TERKABUL: Siswa sekolah Mae Sai Prasitsart berdoa demi keselamata­n kawan-kawan mereka di gua.
SOE ZEYA TUN/ REUTERS HARAPAN YANG TERKABUL: Siswa sekolah Mae Sai Prasitsart berdoa demi keselamata­n kawan-kawan mereka di gua.
 ?? SOE ZEYA TUN/REUTERS ?? PERJUANGAN BESAR: Tentara dan regu penyelamat bersama alat-alat pemompa air di sekitar gua Tham Luang Nang Non, Senin (2/7).
SOE ZEYA TUN/REUTERS PERJUANGAN BESAR: Tentara dan regu penyelamat bersama alat-alat pemompa air di sekitar gua Tham Luang Nang Non, Senin (2/7).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia