Bank Indonesia Terus Pantau dan Waspada
Fluktuasi rupiah terus dimonitor pemerintah. Bagaimana dampaknya pada fiskal dan strategi apa yang dijalankan untuk stabilisasi nilai tukar? Berikut wawancara reporter Jawa Pos Sekaring Ratri Adaninggar dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Bagaimana proyeksi pemerintahterkait tekanan terhadap rupiah?
Perubahan ini adjustment yang terjadi di Amerika Serikat, masih akan berjalan terus. Selain itu, reaksi dari negara yang mendapat kebijakan di bidang perdagangan sedang dimulai. Jadi, Indonesia perlu mewaspadai bahwa terjadi suatu dinamika yang sangat tinggi antara negara barat dan negara RRT (Tiongkok) dan itu menimbulkan spillover (berimbas ke banyak negara).
Apa yang bisa dilakukan pemerintah untuk meredam gejolak tersebut?
Saya sampaikan dari sisi kebijakan fiskal, moneter, dan sektor riil, kita mencoba bauran (kombinasi) kebijakan untuk saling mengisi. Apa yang dilakukan BI, antara kebijakan suku bunga dan relaksasi kebijakan kredit. Kemudian, kami lakukan insentif pajak maupun belanja. Tujuannya, mengurangi tekanan di perekonomian kita.
Di samping bauran kebijakan, apa langkah lainnya?
Kita bersama dengan Bank Indonesia akan terus mewaspadai dan melihat kondisi yang berkaitan dengan dinamika nilai tukar maupun dari sisi keseluruhan perekonomian. Kita akan melihat sentimen berasal dari dalam atau dari luar negeri.
Apa yang dilakukan pemerintah jika sentimen tersebut dominan berasal dari luar negeri?
Tentu kita mencoba meminimalkan dampaknya ke dalam perekonomian. Apabila sentimen ini di-drive oleh berbagai indikator yang mungkin dianggap sebagai trigger (pemicu, Red) seperti transaksi berjalan, defisitnya, kita akan terus bersama dengan Bank Indonesia, OJK melakukan koordinasi agar defisit transaksi berjalan menjadi semakin kecil.
Apa yang perlu dilakukan pihak swasta dalam kondisi ini?
Harus meningkatkan kewaspadaan, di dalam konteks kenaikan suku bunga maupun perubahan nilai tukar ini, bagaimana pengaruhnya terhadap neraca mereka. Mereka juga perlu melakukan adjustment (penyesuaian) sehingga akhirnya perekonomian bisa meng-absorb shock (menyerap kejutan) ini secara lebih baik dan tidak menimbulkan gejolak.