Kancah Plek Sabet Dana Hibah dari Kemenristekdikti
Melihat Kantong Charger Multifungsi Karya Mahasiswa
Stopkontak terlalu tinggi, kabel yang terlalu pendek, atau bahkan ribet meletakan handphone mungkin menjadi contoh permasalahan yang sering terjadi pada semua pengguna telepon genggam. Lima sekawan ini kemudian memutuskan memberikan pemecahan masalahnya.
KELIMA mahasiswa adalah Yustin Wulandari, Choirus Sa’adah, Puspa Setia Arum, Mira Nirmala Gita, dan Rita Zahara. Mereka adalah mahasiswa Unusa (Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya) yang berasal dari program studi manajemen dan akuntansi.
Berangkat dari permasalahan sepele itu, mereka pun menciptakan Kancah Plek (kantong charger simpel dan unik). Bentuknya, tas selempang kecil yang hanya memiliki satu kantong. Tutup tasnya memang sengaja dibuat lubang. Untuk menggantungkan tas pada charger yang sedang dicolokkan ke stopkontak.
Nah, cara penggunaannya adalah menggantungkan tutup tas yang berlubang tersebut ke charger yang sudah menyambung ke aliran listrik. Kabel serta handphone yang sedang di- charge hanya diletakkan begitu saja di kantongnya. ”Ini ada selempangnya juga lho di dalamnya, jadi bisa digunakan sebagai tas main,” ucap Mira.
Awal mula inovasi tersebut tercetus dari permasalahan kolektif yang dialami kelimanya. Mereka selalu kesulitan ketika sedang melakukan pengisian daya handphone. Selain sinyal dan provider, permasalahan
charger merupakan masalah yang paling sering ditemui.
Tak jarang, mereka menjatuhkan
handphone hanya karena kabelnya tidak sampai menyentuh ke lantai. ”Kadang bisa jatuh, bayangin sehari di-charge dua sampai tiga kali, kalau setiap hari jatuh, bisabisa rusak itu HP-nya,”
Bahan yang digunakan merupakan bahan antiair. Jadi, penggunanya tidak perlu takut jika tas tersebut ketumpahan air. Air itu tidak akan merembes ke dalam dan mengenai handphone.
Tas tersebut diproduksi dalam jumlah lumayan besar. Untuk biaya produksinya, mereka hanya membutuhkan dana Rp 50 ribu per satu tasnya. Kancah Plek kemudian dijual dengan untung Rp 10 ribu per satuannya. ”Kami jual di berbagai macam media, online di Instagram, beberapa aplikasi toko online, atau di koperasi kampus,” terang Mira.
Usaha mereka itu juga berhasil menyabet juara dari Program Kreativitas Mahasiswa Kemenristekdikti. Mereka terpilih mendapatkan hibah dana dari Kemenristekdikti. Untuk digunakan dalam membesarkan usahanya. ”Kami tentu saja sangat bersyukur atas capaian ini. Akan kami gunakan dananya untuk memperluas jangkauan usaha kami,” tandas perempuan 22 tahun tersebut.