Dua Hari, 215 Raket Putus Senar
ADA divisi yang sangat vital di setiap turnamen bulu tangkis. Termasuk di Blibli Indonesia Open 2018. Divisi tersebut, meski tidak terlihat di lapangan, terus bekerja selama pertandingan berlangsung. Tanpa kehadiaran mereka, para pemain akan kelimpungan.
Divisi itu stringing team alias tukang senar raket. Tim tersebut ada di setiap turnamen level dunia, mengingat tingginya frekuensi putusnya senar raket dalam setiap pertandingan. Pemain ganda yang sering melakukan smes paling sering mengalami putus senar. Yonex sebagai apparel official Indonesia Open menyediakan fasilitas tersebut.
Ada tiga teknisi yang menjadi bagian dari tim tersebut. Mereka adalah M. Taufik, Iyang, dan Misran. Ketiganya bertugas sejak Minggu lalu (1/7). Hingga pukul 16.00 kemarin, mereka sudah menangani 215 raket dari para peserta Indonesia Open. ’’Masingmasing dari kami minimal handle 30 raket sehari,’’ urai Taufik.
Dalam pengerjaan setiap raket, dibutuhkan waktu setidaknya 25 menit. ’’Kalau ada permintaan khusus, pemain minta cepat misalnya, 20 menit selesai,’’ lanjut Taufik.
Pemain punya permintaan masingmasing, terutama untuk tarikan senar. Menurut Taufik, biasanya di precise 30-an (tarikan, Red). Sedangkan pemain Denmark bisa lebih ketat, maksimal di precise 36.
Agung Hendrawan, executive supervisor Yonex Sunrise Indonesia, menyatakan bahwa fasilitas itu memang diperuntukkan pemain yang dikontrak Yonex. Di luar itu, pemain dipatok biaya Rp 500 ribu hingga Rp 700 ribu.
’’Rekor, kami pernah tangani 500-an raket pada Kejuaraan Dunia Junior tahun lalu,’’ ujarnya. Pada edisi Indonesia Open tahun lalu, mereka menangani 351 raket.