Ingin Pemkot Biayai Underpass
Pengembang Bersuara, Dewan Siap Kawal Anggaran
SURABAYA – Pembangunan underpass di bundaran Satelit mandek gara-gara suplai anggaran yang seret. Uang dari para pengembang tersebut hingga kini masih kurang separo di antara kebutuhan anggaran Rp 74,8 miliar. Karena itu, muncul usulan dari kalangan DPRD agar pemkot mengambil alih proyek tersebut.
Realestat Indonesia (REI) Jatim sebenarnya sudah mengoordinasikan penggalangan dana dari para pengembang dari Surabaya Barat. Rencananya, tak ada anggaran APBD sepeser pun dalam proyek itu. Namun, dalam pelaksanaannya, pengumpulan dana tidak sesuai dengan target.
’’Wajar karena kondisi properti, khususnya di Surabaya, sedang tidak booming,’’ ujar Ketua Kehormatan REI Jatim Sutoto Yakobus kemarin (4/7).
Senior direktur PT Ciputra Development Tbk tersebut menerangkan bahwa REI tidak bisa memaksa para pengembang karena pendanaan proyek itu bersifat sumbangan. Sejumlah pengembang besar sudah memenuhi komitmennyadalammenyumbang proyek tersebut.
Pengembang-pengembang besar sudah menyuntikkan dananya ke proyek itu. Namun demikian, anggaran belum saja cukup. Sutoto menyebutkan bahwa para pengembang tidak menerima kompensasi atas sumbangan yang diberikan. Jika ada kompensasi atau reward yang diberikan pemkot, mungkin anggaran yang terkumpul bakal lebih banyak.
Mengenai usulan dari DPRD agar pemkot mengambil alih proyek tersebut, Sutoto menilai tepat. Sebab, pertemuan dengan pemkot sudah dilakukan beberapa kali, namun kemajuannya sedikit. Penambahan komitmen dari para pengembang tidak bertambah signifikan. ’’Ada baiknya memang jika pemkot mengambil alih proyek itu,’’ katanya.
Pejabat Sementara (Pjs) Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya M. Taswin sebelumnya telah menegaskan bahwa pemkot belum berencana mendanai proyek tersebut. Dalam waktu dekat, para pengembang diundang lagi untuk membahas permasalahan itu.
Namun, Sutoto belum menerima surat undangan tersebut. Jika diundang, dia dengan senang hati bakal hadir. Dia berharap proyek itu dapat diselesaikan secepatnya. Sebab, efeknya bukan hanya untuk para pengembang di wilayah barat, tetapi juga masyarakat umum.
Saat ini kontraktor sudah menggali terowongan yang membelah bundaran Satelit. Overpass di atas terowongan sudah jadi. Pulau jalan di persimpangan Dukuh Kupang dan gerbang tol juga sudah dikepras. Namun, kontrak proyek tersebut sudah kedaluwarsa.
AnggotaKomisiCDPRDSurabaya Vinsensius menjadi pengusul agar pemkotmengambilalihproyekitu. Sebab,peletakanbatupertamaproyek tersebutdilakukan2015silam.’Tidak mungkin terus menunggu tanpa kepastian,’ ujarnya.
Dalam pertemuan dengan pemkot nanti, dia meminta REI agar menceritakan realitas yang ada. Dengan begitu, pemkot bisa mulai menyusun anggaran untuk melanjutkan proyek itu.
Menurut dia, sumbangan yang dihimpun REI sudah cukup banyak. Pemkot pun diuntungkan karena proyek tersebut seharusnya didanai APBD. ’’Nanti kami perjuangkan saat rapat di badan anggaran (banggar, Red),’’ terangnya. Dia bakal mengusulkan agar pendanaan underpass masuk dalam APBD 2019 yang dibahas mulai Agustus.