Persiapkan Generasi Penerus Bisnis Keluarga
Family Business Center Universitas Ciputra
SURABAYA – Selain menanamkan jiwa
entrepreneurship, Universitas Ciputra membangun kekuatan jejaring melalui kehadiran komunitas family business untuk mahasiswa semester akhir, alumni, dan orang tua.
’’Menurut data statistik, ada masalah pada perusahaan keluarga yang dilanjutkan generasi berikutnya. Hal ini dikarenakan ilmu dan
wisdom entrepreneurship yang dimiliki orang tua tidak ditransfer ke anaknya,’’ ujar dosen dan Head of Family Business Center Universitas Ciputra Teddy Saputra SE, MBA.
Universitas Ciputra melahirkan program
family business entrepreneurship khusus bagi mahasiswa yang akan melanjutkan perusahaan keluarga. Selain memberikan ilmu bisnis pada mahasiswa dan alumni, program yang didirikan sejak 2014 tersebut juga rutin mengadakan sharing session dan annual gathering dengan orang tua pemilik bisnis keluarga.
Bisnis keluarga di Indonesia terbilang jarang sekali yang mampu bertahan selama lebih dari tiga generasi. Kalaupun ada, jumlahnya hanya 3 persen. Padahal, potensi kesejahteraan bangsa Indonesia banyak bergantung pada bisnis keluarga.
Dalam beberapa kesempatan, Ir Ciputra, Harun Hajadi, dan Cipta Harun turun langsung untuk memaparkan best practice dalam mengelola bisnis keluarga. Mereka sekaligus berbagi pengalaman dalam mempersiapkan leader baru. ’’Hanya, jika Anda jauh lebih pintar dan bekerja jauh lebih keras dari profesional, barulah Anda worth it untuk di-hire (oleh perusahaan keluarga),’’ ujar Cipta Harun.
Menurut Teddy, orang tua merupakan kunci keberhasilan untuk meneruskan bisnis keluarga. ’’Ilmu yang mereka miliki sebagai pendiri bisnis adalah roh dari perusahaan. Penting bagi anak untuk mengerti value yang ditanamkan dalam perusahaan.
Mahasiswa program family business yang sudah lulus dari kampus bisa bergabung dengan Family Business Community Universitas Ciputra. ’’Saat ini jumlahnya ada 237 anggota yang tersebar dari Medan sampai Papua. Bisnisnya beragam, mulai rumah bersalin di Jombang hingga bisnis peti mati di Surabaya,’’ papar Teddy.
Family Business Community Universitas Ciputra memiliki aturan yang mengikat untuk kepentingan bersama. Yakni, setiap anggota komunitas adalah alumnus Universitas Ciputra karena telah memiliki teknik entrepreneurship, melakukan transaksi internal, dan saling memberikan inspirasi bagi yang lain. Bulan lalu tercatat transaksi internal antaranggota berhasil mencapai nominal Rp 1,4 miliar.
’’Misalnya, Amelia, pemilik toko di Lembata, NTT. Berasnya disuplai dari anggota lain yang berdomisili di Pulau Jawa. Untuk perusahaan keluarga yang bukan alumni Universitas Ciputra, kami memiliki program advisory atau konsultasi di bawah naungan family business center,’’ jelas Teddy.