Pentingnya Keselamatan di Lingkungan Kerja
Diskusi Melalui Film Dokumenter
SURABAYA – Diskusi bisa dilakukan dengan banyak cara. Lewat skrining film pun bisa dilakukan. Misalnya sebuah diskusi umum yang dibuka di Auditorium Grande Spazio lantai 2 kemarin (4/7). Mengangkat sebuah film dokumenter dari Korea Selatan berjudul Stories from the Clean Room, diskusi siang itu berlangsung asyik meski tetap serius.
Peserta yang datang beragam, dari kalangan pengusaha, guru, dokter, sampai mahasiswa. Mereka berbaur menjadi satu untuk menyampaikan ide masingmasing. Diskusi tersebut dipimpin Yuyun Ismawati, environmentalist peraih The Goldman Environmental Prize 2009.
Dalam diskusi tersebut, Yuyun menceritakan kembali film yang telah diputar. Isu yang diangkat mengenai kesehatan dan keselamatan kerja di sebuah industri elektronik di Korsel. ’’Clean room di sini artinya sebuah ruangan yang tertutup karena memang harus steril,’’ paparnya tentang film yang diputar.
Ternyata sebuah industri elektronik juga mempunyai sebuah ruang khusus untuk merakit sesuatu yang steril. Namun, bahayanya di sini adalah racunracun kimia yang ternyata bisa menyerang kesehatan para buruh tersebut. ’’Apalagi, mereka harus bekerja dengan berdiri selama delapan jam di ruang tertutup tersebut,’’ ceritanya memahami film yang telah diputar.
Dalam film dokumenter tersebut, disiarkan beberapa narasumber yang merasakannya. Banyak di antara mereka yang malah sakit setelah bekerja di sana. Penyakitnya pun tidak main-main, misalnya leukemia, kanker payudara, tumor otak, sampai kanker paru-paru.
’’Semua itu bisa jadi karena para pekerja tidak tahu adanya bahan-bahan kimia yang berbahaya, yang dapat mengancam keselamatan mereka,’’ jelasnya. Namun, beberapa peserta tampak tidak setuju. Seorang dokter yang enggan disebutkan namanya menyampaikan, bisa saja penyakit yang diderita para buruh tersebut tidak berasal dari industri terkait.
’’Bisa saja dari faktor lingkungan rumah. Kita juga kan tidak tahu,’’ ujarnya. Hal itu juga diiyakan Yuyun. Dia kembali memaparkan bahwa mungkin saja yang dikatakan dokter tersebut benar. Sebab, memang tidak ada rekap kesehatan secara berkala yang dilakukan pihak industri terhadap para pekerjanya.
Sementara itu, para buruh tersebut tidak diperbolehkan mengopi hasil pemeriksaan. Begitulah faktafakta yang dipaparkan. Diskusi tersebut ternyata mendapat respons positif dari para peserta. ’’Dengan begini, kita tetap harus waspada dengan kesehatan yang ada pada lingkungan kerja kita masingmasing,’’ tambah Yuyun.
Dia berpesan agar tidak sampai tergiur hanya dengan gaji besar, tapi bahan-bahan berbahaya yang dapat mengganggu kesehatan pekerja tidak diberitahukan di awal perjanjian kontrak.