Melihat Langsung Arsitektur Bangunan lewat Field Trip
Cara Baru LBB Kenalkan Ilmu Sulit ke Anak-Anak
Pembelajaran bisa dilangsungkan di mana saja dan dengan berbagai cara. Mulai mengenali konsep pembelajaran secara teori sampai melakukan observasi secara langsung ke lapangan. Pembelajaran seperti itu bisa dilakukan cepat oleh anakanak, bahkan untuk ilmu yang serius.
DRIAN BINTANG SURYANTO
CONTOHNYA, Smarch School of Architecture. Mereka mengajak siswanya untuk melakukan observasi lapangan. Konsepnya melaksanakan field trip. Tujuannya, mengenalkan siswa konsep open space dan tempat umum di Surabaya. Sekitar 50 anak diajak turun ke jalan untuk mengenali ikon-ikon bangunan di Surabaya Selatan.
Sebagai lembaga pendidikan nonformal yang mengajarkan arsitektur, field trip sangat membantu kegiatan belajarmengajar. Dengan begitu, para siswa tidak melulu diberi teori di ruang kelas. Tetapi juga bisa menguatkan materi yang diberikan sebelumnya.
Field trip itu bertajuk Furnish the City. Sebagaimana temanya, siswa tidak hanya diajak berkeliling kota. Mereka juga diperlihatkan beberapa gedung ikonik di Surabaya. Bukan hanya itu, seluruh siswa akan diberi kesempatan untuk mengapresiasi bangunan yang disinggahi.
Anak-anak yang masih usia TK dan SD itu juga diminta memberikan kritik dan saran tentang apa saja yang sekiranya bisa ditambahkan. Selanjutnya, anakanak tersebut diberi kesempatan untuk memperbaiki bangunan itu. ’’Karena mayoritas siswa Smarch, mereka sudah paham konten yang akan dibahas,’’ jelas Founder Smarch Architecture CourseSurabayaMariaLevinaHidajat.
Ada berbagai tempat yang mereka kunjungi kemarin (4/7). Pertama, mereka berkeliling di Monumen Kapal Selam (Monkasel) di Jalan Pemuda. Karya wisata tersebut kemudian diteruskan ke salah satu open space di dekatnya. Yakni, Skate and BMX Park di utara Monkasel. Perjalanan lantas diteruskan ke Surabaya Plaza dan WTC. Dua tempat itu merupakan salah satu gedung bersejarah ketika Perang Dunia II. ’’Terakhir, kami mengunjungi patung Gubernur Suryo di depan Gedung Grahadi,’’ tambah Maria.
Untuk bisa memberikan gambaran tentang objek yang dilihat, para siswa diarahkan lebih dulu tentang bagaimana desain bangunan yang baik. Dengan begitu, mereka mendapat gambaran. Apakah bangunan yang mereka kunjungi itu layak dinyatakan sebagai bangunan atau open space yang memenuhi kriteria. ’’Ada beberapa tempat yang menarik perhatian anak-anak tadi seperti di Monkasel atau open space yang kami kunjungi tadi,’’ tutur Maria.
’’Ini skate park-nya apa tidak dikoneksikan ke mal ya Bu?’’ tutur Tymmy, salah satu murid yang ikut trip. Mendengar hal tersebut, Maria pun memberikan penjelasan kepada muridnya. Dalam arsitektur kota, setiap taman atau gedung arsitektur harus terkoneksi satu sama lain sehingga bisa memudahkan warganya yang ingin berpindah tempat antara satu ke yang lainnya. ’’Jadi, idealnya memang harus disambungkan,’’ ucapnya lembut.
’’Kalau air mancur ini termasuk landmark atau nodes ya Bu?’’ ucap Cifco, salah satu muridnya, ketika perjalanan sudah sampai di depan bundaran air mancur pemuda. Air mancur tersebut termasuk keduanya. Landmark dan nodes memang memiliki arti yang hampir mirip. Landmark adalah bangunan yang didirikan untuk memberikan ciri khas pada kawasan. Adapun nodes merupakan penanda jalan.