Jawa Pos

Diikuti karena Sensasi

-

SETIAP orang pasti memiliki idola, baik dari kalangan selebriti, atlet, maupun karakter fiksi. Di masa remaja, idola adalah panutan yang ideal. ’’Biasanya, anak ngefans karena seseorang itu ganteng, cantik, punya kemampuan, dan lainlain. Mereka tumbuh dengan melihat sosok idolanya,’’ papar Jony Eko Yulianto SPsi MA.

Nah, di era media sosial, idola bukan lagi sebatas selebriti maupun atlet. Para selebgram pun kerap menjadi pujaan para remaja. Padahal, tidak semuanya punya kualitas atau nilai-nilai yang mungkin pantas ditiru anak.

Dosen Fakultas Psikologi Universita­s Ciputra Surabaya itu menjelaska­n, selebgram diidolakan karena punya influence atau pengaruh lewat akunnya. Mereka umumnya punya unggahan yang membuat orang lain tertarik. ’’Misalnya, mereka punya promosi produk, video, meme, foto, atau sebagainya. Dalam hal itu, konten menarik jadi kekuatan mereka meski muatannya tidak selalu penting atau benar,’’ tegas psikolog lulusan Universita­s Gadjah Mada Jogjakarta tersebut.

Selebgram itu, lanjut dia, punya banyak penggemar karena relevan dengan kondisi remaja sekarang. ’’Mereka ’kekinian’ dan bisa mengikuti perkembang­an zaman,’’ imbuhnya.

Selebriti yang melejit lewat media sosial maupun aplikasi ikut memengaruh­i pengikutny­a untuk menggunaka­n platform serupa. ’’Meski apps-nya dinilai nggak berfaedah, anak-anak akan tetap mengakses. Yang dicari sensasi saat mengakses,’’ ucapnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia