Argentina Ribet, Rusia-Jepang Santai
SETIAP base camp kontestan Piala Dunia 2018 menerapkan prosedur keamanan sendirisendiri. Umumnya, petugas keamanan berasal dari polisi Rusia. Tapi, ada juga tambahan tenaga sekuriti dari masing-masing negara.
Tidak sembarang orang bisa masuk. Hanya yang memiliki identitas jelas. Wartawan pun tidak semuanya. Hanya yang memiliki akreditasi FIFA atau identitas yang dikeluarkan oleh federasi sepak bola negara yang bersangkutan. Di luar itu, jangan harap bisa masuk. Senekatnekatnya suporter tidak akan bisa menembus ketatnya keamanan di pintu masuk.
Di antara lima tempat latihan dan base camp yang Jawa Pos kunjungi, yang paling ketat adalah Argentina. Pemeriksaannya berlapis. Sebelum masuk pos pertama, semua barang bawaan digeledah. Setelah itu, masih harus melewati metal detector. Selain itu, petugas mencatat nama pengunjung.
Lolos dari pos pertama, masih harus berjalan menuju lapangan latihan. Jaraknya sekitar 1 km. Begitu sampai, tidak bisa langsung masuk. Harus melewati pemeriksaan kedua. Semua barang kembali digeledah dan harus melewati mesin pemindai. Sama seperti di pos pertama. Bahkan, lebih ketat. Barang-barang yang dicurigai seperti parfum dan botol minuman harus ditinggal.
Sementara itu, meski juga ketat, pemeriksaan memasuki base camp timnas Rusia relatif nyaman. Hanya perlu melewati pos kecil di pintu masuk. Selain pemeriksaan metal detector, ada petugas dengan anjing pelacak untuk mengendus barang bawaan pengunjung,
Kalau tidak ada masalah, tinggal berjalan kaki sekitar 500 meter menuju tempat latihan Sbornaya, julukan timnas Rusia. Karena sesi latihan hanya terbuka selama 15 menit, wartawan bisa menunggu di ruang khusus yang disediakan. Ada wifi, minum, dan makanan ringan gratis. Begitu latihan selesai, pemain yang ditunjuk mendatangi ruang wartawan untuk wawancara.
Base camp timnas Jepang juga nyaman. Mereka menempati kamp milik klub FC Rubin Kazan yang dilengkapi banyak fasilitas. Ada makanan dan minuman khas Jepang di ruang media. Plus pelayannya yang didatangkan dari Jepang. Sayang, tim Samurai Biru –julukan Jepang– harus pulang lebih cepat dari Rusia.