Percepat Cetak E-KTP, Pemkot Mau Beli Alat
Wali kota Surabaya saat sidak layanan e-KTP
SURABAYA – Dua hari berturut-turut Wali Kota Tri Rismaharini melakukan sidak pelayanan e-KTP di Siola. Dia mendapati pelayanan di sana masih lambat sehingga memunculkan keluhan warga. Namun, setelah pengecekan di lapangan, ketahuan salah satu faktor penyebab. Yakni, kurangnya prasarana.
Risma mengecek proses cetak dan rekam di ruang pelayanan dinas kependudukan dan catatan sipil (dispendukcapil) mulai Rabu sore (4/7). Secara waktu pelayanan, sebenarnya pemkot bisa dengan segera mencetak e-KTP setelah perekaman dalam waktu satu hari
Ini kan seharusnya bisa satu orang dua menit.”
TRI RISMAHARINI
Yangmembuatagaklamaadalah alur pengurusan sejak rekam, kelengkapan berkas, hingga cetak.
Kemarin pagi Risma datang lagi. Beberapa kali dia bolak-balik dari ruang rekam dan cetak e-KTP ke meja kelengkapan berkas. Dia sempat menunjukkan kekesalannya ketika petugas tidak langsung melakukan approval setelah menerima berkas-berkas warga pemohon e-KTP. ”Ini kan seharusnya bisa satu orang dua menit,” komentarnya.
Namun, setelah mencoba, petugas sulit melakukan approval karena sistem yang memang lambat memunculkan halaman persetujuan. Hal itu membuat antrean panjang di meja kelengkapan berkas. Putri Hesti, warga Tambaksari, kemarin menerima e-KTP miliknya setelah melakukan perekaman lima bulan lalu.
Putri mengungkapkan, ketika proses perekaman dan penyerahan kelengkapan berkas saat itu, dirinya harus menunggu lama hingga menerima tanda terima untuk pengambilan e-KTP. ”Untuk antrean nyerahin berkasnya saja butuh waktu empat sampai lima jam,” tutur perempuan 23 tahun itu. Beruntung, kali ini, ketika pengambilan e-KTP, prosesnya berjalan cukup singkat. ”Mungkin karena ada Bu Risma juga jadi cak-cek (cepat, Red),” lanjut Putri.
Setelah beberapa kali melakukan pengecekan, Risma juga mendapati lamanya proses karena kekurangan alat. Risma mengakui alat yang tersedia masih terbatas dibandingkan jumlah warga Surabaya yang datang ke Siola. Ruang pelayanan dispendukcapil itu memiliki enam alat rekam dan empat alat cetak e-KTP. Itu pun sudah dibantu dengan beberapa alat lain yang didatangkan dari kecamatan.
Langkah tersebut diambil untuk mengurangi antrean. Kepala Dispendukcapil Surabaya Suharto Wardoyo menjelaskan, untuk sementara, beberapa alat dari kecamatan akan diperbantukan di dispendukcapil. ”Tapi hanya 2–3 alat. Sisanya masih di kecamatan sehingga pelayanan juga tetap bisa dilakukan di sana, tidak menumpuk di sini,” ujarnya. Dia menambahkan, masih ada sekitar 38 ribu e-KTP yang harus segera dicetak.
Sementara itu, Risma menyatakan bakal menambah peralatan untuk memaksimalkan pelayanan cetak e-KTP.Pemkotbakalmengupayakan pengadaan sendiri dari APBD, khususnya alat rekam biometrik untuk sidik jari dan iris mata. ”Hari ini juga sudah kirim surat ke Kemendagri, ke Ditjen Dukcapil, untuk minta dibuatkan kartu khusus perekaman,” jelasnya.
Risma mengatakan, pencetakan e-KTP saat ini belum bisa diselesaikan di hari yang sama dengan perekaman. Paling cepat selang satu hari. ”Tadi sudah tak coba, yang perekaman tadi pagi saja ternyata belum bisa sehari. Tapi yang kemarin perekaman sudah bisa,” ujarnya.