Orang Tua Jadi Korban Hoax
Akibat Pesan Bohong bahwa SMPN 62 Masih Buka Pendaftaran
SURABAYA – Hasil seleksi penerimaan peserta didik baru (PPDB) SMPN jalur reguler diumumkan kemarin (5/7). Pendaftar yang lolos seleksi langsung mendaftar ulang. Namun, ada orang tua yang justru baru mendaftarkan anak ke SMP Negeri 62 melalui SMPN 23. Mereka kecele.
Warga datang untuk mendaftarkan anak ke SMPN 62 karena telah menerima pesan singkat yang menyebar di jejaring sosial. Pesan itu berisi informasi bahwa SMPN 62 masih membutuhkan siswa. Sebab, kuota jalur reguler sekolah yang baru dibuka itu belum terpenuhi. Pendaftaran pun bisa dilakukan melalui SMPN 23. Ternyata informasi tersebut tidak benar.
Wakil Humas SMPN 23 Ali Muchson mengatakan, sejumlah warga memang datang untuk mendaftarkan anak ke SMPN 62. Tentu saja mereka ditolak. Sebab, pendaftaran jalur reguler di seluruh SMPN dilakukan secara online. Proses pendaftaran pun sudah berakhir Rabu (4/7).
”Informasi itu hoax. Kami tidak membuka pelayanan pendaftaran offline,” katanya.
Ali pun menempelkan pengumuman terkait pesan hoax tersebut di pintu pagar sekolah. SMPN 23 memang melayani pendaftaran jalur reguler online. Namun, layanan itu tidak hanya berlaku untuk pendaftaran ke SMPN 62, tetapi seluruh SMPN. ”Kami memang memfasilitasi. Kebetulan SMPN 62 memang dekat dengan sekolah kami,” ujarnya.
Ya, pada 2018, Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya memang membuka SMPN baru di Kecamatan Gunung Anyar. Gedung sekolah sudah jadi. Tiga lantai. Tahun ini sekolah baru bernama SMPN 62 itu membuka empat kelas. Total pagunya 152 kursi. Namun, hingga pendaftaran ditutup, hanya ada 121 pendaftar untuk pilihan 1. ”Biasanya kalau masih ada pagu kosong, akan diisi saat pemenuhan pagu 7 Juli nanti. Itu juga melalui online,” jelasnya.
Di sisi lain, calon peserta didik baru SMPN 23 mulai mendaftar ulang. Kemarin 260 di antara total pagu 286 anak yang diterima lewat jalur reguler sudah mendaftar ulang. Sisanya masih 26 anak yang belum mendaftar. ”Masih ada kesempatan besok (hari ini, Red),” ujarnya.
Berdasar pengalaman tahun lalu, seluruh calon peserta didik baru yang diterima SMPN 23 masuk. Tidak ada yang mundur. Jadi, tidak ada pemenuhan pagu. ”Kemungkinan semua diterima,” katanya.