Pemasangan Rumit, Anggaran Cekak
Penyebab Minimnya Peminat Lelang Block Rail
SURABAYA – Rencana pemasangan block rail di lintasan kereta api di Wonokromo sulit terealisasi. Sebab, dana yang disediakan dianggap tidak mencukupi. Padahal, proses pemasangannya rumit. Karena itulah, tiga kali lelang yang diadakan tidak menarik minat kontraktor.
Suratno, salah seorang kontraktor yang menjadi rekanan PT KAI (persero) dari PT Dwi Tunggal Karya, menyebutkan bahwa anggaran yang dibutuhkan untuk memasang block rail sangat besar. Dia mengungkapkan, bahan yang dibutuhkan memang sederhana, hanya block rail besi. ’’Tapi, proses penggarapannya tidak sederhana,’’ katanya.
Pria asal Purwokerto itu menyatakan, banyak faktor di luar rencana yang akan terjadi. Sebelum block rail dipasang, kontraktor harus membongkar aspal di kiri dan kanan rel. Pembongkaran tersebut dilakukan agar kayu bisa masuk ke bawah rel. ’’Tepatnya, di sela-sela bantalan rel dari beton,’’ ucapnya.
Dengan begitu, tidak ada rongga di antara bantalan rel dan beton. Setelah itu, kayu harus dipaku dengan menggunakan paku tirpon. Paku itu khusus digunakan untuk perangkat rel. ’’Proses pemasangan tersebut butuh waktu khusus,’’ ujarnya.
Biasanya, kontraktor mengerjakannya pada malam hari. Tujuannya, tidak mengganggu lalu lintas kereta api. Nah, untuk pengerjaan pada malam hari, kontraktor harus bekerja ekstra. Mereka harus menambah penerangan, tim keamanan, dan banyak faktor lain yang dibutuhkan. Semua komponen itu tidak masuk rencana anggaran biaya. ’’Makanya, dibutuhkan biaya besar,’’ ucapnya.
Selesai memasang dan memaku kayu, masih ada pekerjaan lanjutan. Yakni, memasang block rail. Suratno menjelaskan, block rail berasal dari beberapa rel yang dirangkai menjadi satu. Rangkaian rel itu dilas, lalu ditempatkan di tengahtengah antar rel. ’’Block rail tersebut nanti direkatkan dengan bantalan kayu,’’ tuturnya.
Prosesnya juga membutuhkan waktu, tidak bisa dilaksanakan siang hari. Biaya paling besar justru ada di komponen tersebut. Kontraktor harus berkoordinasi dengan PT KAI (persero), kepolisian, dan aparat setempat.
Banyak kontraktor yang sanggup dan biasa menangani proyek itu. Selama anggaran yang ditetapkan penyelenggara lelang sesuai, kontraktor pasti mau menangani. Kenyataannya, anggaran yang dialokasikan pemkot hanya Rp 450 juta. Angka tersebut jauh dari harapan. Karena itu, lelang tiga kali yang digelar pemkot belum menemukan pemenang. ’’Sebab, kontraktor memikirkan biaya untuk faktor lain tersebut,’’ ucapnya.
Lintasan kereta api di Wonokromo menjadi penyebab kemacetan lalu lintas. Hingga kini, enam lajur di ruas jalan tersebut belum bisa dilewati. Proses pelebaran dan pemasangan block rail menjadi tanggung jawab pemkot.
Sementara itu, Kabid Angkutan Dishub Surabaya Tundjung Iswandaru menuturkan bahwa pemkot sudah menyelesaikan proyek palang pintu. Kini tinggal penyempurnaan pada rel yang belum selesai. ’’Penanganannya di bawah dinas pekerjaan umum bina marga dan pematusan,’’ jelasnya.