Kenali Dunia Anak, Diskusikan Konten
Aplikasi media sosial berbasis video musik sedang menjamur. Ada yang dibuat untuk lucu-lucuan dan menuai pujian, tetapi tak sedikit yang lantas menjadi korban perundungan. Orang tua perlu memahami hal-hal ’’baru’’ seperti ini.
APLIKASI media sosial berbasis video musik bisa berdampak positif maupun negatif. Sisi positifnya, mengasah kreativitas, membangun rasa percaya diri, dan mengembangkan keterampilan sosial. Namun, terdapat beberapa sisi negatif, terutama bagi anak-anak dan remaja. Kondisi itu berkaitan dengan perkembangan otak bagian prefrontal cortex yang berlangsung pada masa anakanak dan remaja. Bagian tersebut berfungsi memahami bahwa perilaku yang dilakukan bisa berakibat fatal. Bagian itu pula yang berperan sebagai pusat pengendalian diri. Karena itu, anak dan remaja sangat mungkin merekam hal-hal yang negatif dan akibatnya kurang dipikirkan.
Di samping itu, terlalu sering merekam diri sendiri dan menuai pujian berisiko membuat anak terlalu self-centered. Mereka lantas mencintai dirinya sendiri. ’’Sehingga kurang memiliki rasa empati terhadap lingkungan,’’ tutur Chitra Annisya MPsi, psikolog dari TigaGenerasi. Prestasi sekolah sering kali terkena imbasnya. Gawat, kan?
Dia menegaskan, orang tua masa kini harus melengkapi diri dengan update yang sedang happening dalam pergaulan anak. Termasuk gadget, internet, hingga aplikasi yang digunakan anak. Setiap aplikasi punya batasan usia minimum yang harus diikuti dan tidak dilanggar. Dengan bersikap tegas dan taat aturan, anak di bawah usia pun akan lebih terlindungi dari bahaya internet.
Yang tak kalah penting, menurut Chitra, ayah dan ibu harus memantau sejauh mana perilaku dan pemahaman anak di dunia digital. ’’Diskusikan konten seperti apa yang layak ditampilkan dan konten apa saja yang tidak boleh ditampilkan,’’ paparnya.