Jawa Pos

Jaga Persepsi Positif Perang Dagang

-

Ekonomi sangat rentan akan persepsi. Sering kali capaian angkaangka indikasi ekonomi makro suatu negara tidak hanya ditentukan oleh variabel konsumsi, invetasi, serta kegiatan perdaganga­n ekspor dan impor, tapi juga dipengaruh­i persepsi produsen dan konsumen.

Akhir pekan lalu dunia dikejutkan dengan keputusan Presiden AS Donald Trump melepaskan ”tembakan” pertama dalam perang dagang (trade war) dengan Tiongkok. Tembakan itu berbentuk kebijakan memberlaku­kan tarif yang tinggi pada barang-barang Tiongkok dengan nilai puluhan miliar dolar AS mulai Jumat, 6 Juli 2018, pukul 00.00.

Tiongkok tentu tidak tinggal diam dan segera membalas tarif impor atas barang-barang dari AS dengan nilai yang sama. Pernyataan resmi pemerintah Tiongkok menuduh AS memulai perang dagang terbesar dalam sejarah ekonomi dunia.

Di tengah situasi yang sudah genting itu, muncul peringatan dari Ketua Tim Ahli Wakil Presiden Sofjan Wanandi pada Kamis (5/7). Sofjan, yang juga pengusaha dari Gemala Group, mengatakan, Trump telah berencana mencabut perlakuan khusus terhadap Indonesia di bidang perdaganga­n. Beberapa special treatment tarif yang didapat produk dari Indonesia akan dicabut, terutama tekstil. Pernyataan tersebut langsung direspons pasar. Nilai tukar rupiah dan indeks harga saham gabungan (IHSG) sempat tertekan.

Setelah hal itu dikonfirma­si kepada Ketua Umum Asosiasi Pertekstil­an Indonesia (API) Ade Sudrajat, didapat penjelasan, anggapan bahwa AS sedang memberi ancaman dagang kepada Indonesia kurang tepat. Menurut Ade, dua negara yang bersitegan­g tersebut secara perdaganga­n bukan lawan yang seimbang bagi negara berkembang seperti Indonesia.

Apa yang tengah dilakukan AS saat ini adalah me-review produk-produk Indonesia yang masuk ke Generalize­d System of Preference­s (GSP). Sedangkan tekstil dari Indonesia sudah bebas GSP sejak 15 tahun lalu. Jadi, adanya

review tersebut tidak akan berpengaru­h di ekspor tekstil Indonesia.

Dengan pemahaman itu, tentu menjadi pelajaran bagi semua. Membangun persepsi memiliki nilai penting yang setara dengan kegiatan usaha lainnya. Perang dagang AS versus Tiongkok memang perlu diantisipa­si. Bukan hanya dampak pelemahan ke perekonomi­an, tapi juga peluang yang muncul dari sana. Pengusaha yang sukses tentu bekerja sangat keras untuk menemukan hal yang terakhir.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia