Jawa Pos

Belajar dari Warkop ke Warkop

-

GAGASAN Andrew untuk membuka bisnis kopi kali pertama muncul pada Januari 2017. Kala itu hatinya tergerak lantaran melihat ketimpanga­n jumlah konsumsi kopi di Indonesia dengan jumlah produksi.

Produksi kopi di Indonesia merupakan yang terbesar keempat di dunia. Namun, nilai konsumsiny­a tidak sebesar itu. ”Saya menemukan data 2016. Produksi kopi Indonesia sebesar 639,3 ribu ton, tapi konsumsiny­a hanya 276 ribu ton. Bedanya sangat jauh,” ujarnya.

Lantas, timbul pertanyaan dalam benak Andrew: selisih kopi sebanyak itu dikemanaka­n? ”Kalau misal diekspor kemudian dijual di luar negeri tidak masalah. Tapi, kalau dijual ke luar negeri dalam fisik biji kopi mentah, kemudian dikembalik­an lagi ke Indonesia dalam bentuk biji yang sudah digoreng dan harganya mahal, itu yang menjadi masalah,” paparnya.

Selain itu, lanjut Andrew, sebagian besar petani kopi tanah air menggantun­gkan diri pada tengkulak. Tetapi, tengkulak kadang memberikan harga yang sangat rendah kepada petani tersebut. Itulah yang memotivasi Andrew untuk menggeluti bisnis kopi. ”Sekaligus agar bisa membantu petani, meski jualan saya belum seberapa. Karena petani adalah komponen penting dalam bisnis kopi,” tegasnya

Gagasan dan tekad Andrew tersebut lantas mendorongn­ya untuk belajar kopi. Awal tahun lalu, dia pergi ke Jember khusus untuk mempelajar­i kopi. Sebab, di Jember terdapat pusat penelitian kopi dan kakao. Lambat laun Andrew mulai paham mengenai macam-macam kopi.

Sepulang dari Jember, Andrew masih terus belajar. Metodenya adalah berkunjung dari satu kedai ke kedai kopi yang lain untuk semakin memahami seluk-beluk perkopian. Warungwaru­ng kopi kecil juga didatangi. ”Saya juga cari teman yang mau mengajari tentang kopi. Sebenarnya ada kelas yang menyediaka­n pelajaran khusus tentang kopi, tapi biayanya mahal. Saya lebih suka keliling sendiri,” ungkapnya.

Sepanjang Januari sampai Agustus 2017, Andrew benar-benar fokus melakukan berbagai persiapan bisnis. Mulai nama, konsep, branding, target pasar, sampai packaging produk. Akhirnya, Andrew memberanik­an diri untuk me-launching Kovalen Coffee pada September 2017.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia