Optimistis Belanja Iklan Meningkat
JAKARTA – Momen politik ditambah dengan aliran dana tunjangan hari raya pada Ramadan lalu berhasil menjadi stimulus positif bagi industri periklanan. Aktivitas para brand untuk beriklan naik setelah melihat potensi konsumsi masyarakat.
’’Kalau dilihat pattern tahun sebelumnya selalu naik. Karena pendorong animo masyarakat untuk mengonsumsi media pada saat-saat itu lebih besar,’’ ujar Ketua Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I) DKI Jaya Charlie Aziz saat halalbihalal P3I di Jakarta akhir pekan lalu (6/7).
Selain itu, lanjut Charlie, biasanya pada masa menjelang momentum politik ada distribusi pendapatan kepada masyarakat sehingga daya beli berpotensi meningkat. ’’Untuk kuartal berikutnya, kami juga masih optimistis akan ada peningkatan. Berdasar data riset, semua sektor tumbuh cukup stabil,’’ kata Charlie.
Sementara itu, Managing Director The Nielsen Company Indonesia Agus Nurudin menegaskan, berdasar data riset secara umum, ekonomi Indonesia cukup stabil. ’’GDP tumbuh stabil di 5 persen. Inflasi masih terkontrol walau beberapa ada adjusment,’’ bebernya.
Agus juga optimistis masih ada peluang peningkatan belanja iklan pada kuartal berikutnya. Sebab, sampai sejauh ini, indeks kepercayaan konsumen terus meningkat sejak akhir 2017 hingga kuartal pertama 2018. Dana simpanan masyarakat di perbankan juga masih baik sehingga brand akan gencar untuk menarik spending masyarakat. ’’Indikasi baik karena masyarakat di semua segmen, mulai low sampai upper, tumbuh sekitar 4 persen,’’ ulasnya.
Ketua Umum P3I Indonesia Janoe Arijanto menambahkan, potensi peningkatan perusahaan periklanan cukup menjanjikan. Apalagi, industri tersebut diklaim sebagai lima besar yang berkontribusi paling besar terhadap industri kreatif. ’’Kehadiran asosiasi seperti P3I menjadi sangat penting karena industri ini dituntut untuk selalu bertransformasi. Begitu pula akan pentingnya merekatkan kerja sama antar-stakeholder, termasuk media,’’ tandasnya.