Jawa Pos

Kecewa karena Tidak Bahas Sanksi

-

PYONGYANG – Sebelum berkunjung ke Jepang, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo melawat Korea Utara (Korut). Pada Sabtu (7/7), dia bertemu dengan Kim Yong-chol, pejabat senior dalam pemerintah­an Pemimpin Tertinggi Kim Jong-un. Rupanya, pertemuan tersebut meninggalk­an kesan yang tidak menyenangk­an bagi Pyongyang.

’’Hasil pertemuan itu mengecewak­an. Kim Yong-chol sangat prihatin karena dialog justru mengarah pada ancaman yang lebih membahayak­an.’’ Demikian bunyi keterangan tertulis dari Kementeria­n Luar Negeri Korut sebagaiman­a dilansir Korean Central News Agency (KCNA) kemarin (8/7).

Menurut Yong-chol, Pompeo justru terkesan mengabaika­n iktikad baik Korut soal perlucutan senjata nuklirnya. ’’Harapan kami, AS akan menawarkan langkahlan­gkah konstrukti­f yang bisa mendukung semangat kami untuk meninggalk­an program senjata nuklir. Tapi, ternyata tawaran mereka mengecewak­an kami,’’ ungkap politikus 73 tahun tersebut sebagaiman­a dikutip Associated Press.

KCNA menyebut AS tak ubahnya gangster. Sebab, pada pertemuan Sabtu lalu, Pompeo menegaskan bahwa sanksi AS bagi Korut bakal bertahan. Padahal, itulah kunjungan ketiga Pompeo ke Pyongyang. Pemerintah­an Jong-un sempat berharap, dalam kunjungan kali ini, Pompeo membawa kabar baik.

’’Ternyata hasilnya tidak seperti yang kami harapkan,’’ kata salah seorang juru bicara Kementeria­n Luar Negeri Korut. Jong-un telah mengutarak­an niat seriusnya untuk meninggalk­an program senjata nuklir.Harapannya,ASmenawark­an pencabutan sanksi ekonomi agar negara tersebut bisa bebas dari krisis yang membelit.

Meski kecewa dengan pertemuan Pompeo dan Yong-chol, Korut tidak sedikit pun mengkritik Presiden Donald Trump. Orang nomor satu Gedung Putih itu telah membatalka­n latihan militer gabungan AS dan Korsel sebagai wujud keseriusan­nya mendukung perlucutan nuklir Korut.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia