Banjir-Tanah Longsor Tewaskan 76 Orang
HIROSHIMA – Hujan lebat yang terus mengguyur kawasan selatan Jepang selama tiga hari terakhir memakan korban jiwa. Kemarin (8/7) Yoshihide Suga, kepala sekretaris kabinet Jepang, melaporkan bahwa bencana tersebut mengakibatkan 48 nyawa melayang. Selain itu, sekitar 28 korban lainnya masih hilang dan diduga tewas.
’’Kami tidak pernah mengalami yang seperti ini sebelumnya. Situasinya sangat berbahaya,’’ kata juru bicara Japanese Meteorological Agency (JMA) dalam jumpa pers sebagaimana dikutip Associated Press. Selain sekitar 76 korban jiwa, hujan deras yang memicu banjir dantanahlongsoritumengakibatkan seribu orang mengungsi.
Kurashiki adalah kota yang paling parah. Di salah satu rumah sakit kota tersebut, Mobi Memorial Hospital, sekitar 100 orang terjebak. Tim penyelamat sampai harus mengerahkan helikopter untuk mengevakuasi para korban.
Kemarin detik-detik penyelamatan para korban dari balkon rumah sakit diabadikan media. Selain adegan evakuasi yang dramatis itu, stasiun televisi NHK memperlihatkan kondisi terkini sejumlah prefektur yang dilanda banjir. Di antaranya, Hiroshima dan Okayama. Banjir merendam sejumlah permukiman dan ruas jalan. Arus lalu lintas terganggu. Jadwal kereta api peluru (Shinkansen) dan moda transportasi lain juga kacau.
’’Pakaian yang melekat di badan ini saja yang masih tersisa,’’ ujar seorang perempuan yang dievakuasi dari atap rumahnya. Dia harus berlari dari lantai 2 menuju lantai 3 dan akhirnya naik ke atap karena air banjir bertambah tinggi dengan sangat cepat.
Kemarin 54 ribu personel tim penyelamat gabungan dari kepolisian, militer, dan pemadam kebakaran dikerahkan ke lokasi banjir dan tanah longsor. Mereka mengevakuasi para korban yang terjebak di tempat tinggalnya. Mereka yang sudah lanjut usia dibopong ke perahu karet yang kemudian ditarik personel militer menuju lokasi yang aman.
JMA menyatakan, curah hujan yang mengguyur Jepang pada awal Juli ini tiga kali lipat lebih tinggi ketimbang biasanya. Itulah yang mengakibatkan banjir dan tanah longsor melanda sejumlah kota di sisi selatan Negeri Sakura. Suga menuturkan, keberadaan 92 warga Prefektur Hiroshima belum diketahui. Untuk melacak para korban, pemerintah mengerahkan 40 helikopter ke lokasi terdampak.