Chant Politis, Bebas Sanksi
SEMIFINALIS Piala Dunia 2018 telah terisi. Belgia, misalnya, menjadi tim yang memiliki catatan sempurna (selalu menang dalam 90 menit). Kroasia jago penalti, Inggris punya pencetak gol terbanyak, dan Prancis sebagai tim terakhir yang pernah memenangi Piala Dunia. (ren/c22/dns)
Road to Semifinal : Matchday pertama grup C
vs Australia
Matchday kedua grup C
vs Peru
Matchday ketiga grup C
vs Denmark
Babak 16 besar
vs Argentina
Perempat final
vs Uruguay
Gol memasukkan (per laga)
Gol kemasukan (per laga)
Top scorer: Antoine GriezmannKylian Mbappe (3 gol)
Capaian terbaik: Juara 1998
Road to Semifinal : Matchday pertama grup G
vs Panama
Matchday kedua grup G
vs Tunisia
Matchday ketiga grup G
vs Inggris
Babak 16 besar
vs Jepang
Perempat final
vs Brasil
Gol memasukkan (per laga)
Gol kemasukan (per laga)
Top scorer: Romelu Lukaku (4 gol) Capaian terbaik: Semifinalis 1986
pen pen
REGULASI Piala Dunia 2018 menyatakan bahwa semua kartu kuning diputihkan. Itu berarti, Kroasia sebagai tim dengan kartu kuning terbanyak (12) tidak akan kehilangan pemainnya di semifinal melawan Inggris (12/7). Termasuk bek tengah Domagoj Vida yang pada akhirnya bebas dari sanksi FIFA menyusul ulahnya di media sosial.
Ulah yang dimaksud adalah video selebrasi Vida di ruang ganti bersama gelandang bertahan Kroasia di Piala Dunia 2014 Ognjen Vukojevic. ”Glory to Ukraine”. Begitu teriak
Vida. ”Kemenangan ini kami dedikasikan untuk Ukraina dan Dynamo
(Kyiv),” sahut Vukojevic.
Vida dan Vuko- 9 JULI jevic memang pernah menjadi pilar Dynamo.Tapi,GlorytoUkrainemerupakan chant tentara Ukraina sehingga teriakan Vida dianggap politis. Yakni, terkait konflik antara Ukraina dan Rusia.
FIFA melalui kode disiplin bab 54 dengan tegas melarang pemain membawa-bawa masalah politik ke sepak bola. ”Komisi Disiplin FIFA sudah memberikan teguran. Yang bersangkutan (Vida) tetap diizinkan bermain (di semifinal),” tulis FIFA di situs resminya. Sebelumnya, FIFA menjatuhkan denda kepada dua pemain Swiss, Xherdan Shaqiri dan Granit Xhaka, karena selebrasi ’’Albanian Eagle” saat mengalahkan Serbia 2-1 di fase grup (23/6). Shaqiri dan Xhaka yang berdarah Kosovo seolah menyindir Serbia yang tak kunjung mengakui kemerdekaan Kosovo. Negara yang notabene banyak penduduknya yang beretnis Albania. 11
dari