81 Grup Semarakkan Festival Remo dan Yosakoi
SURABAYA – Puluhan penari remo dan yosakoi kemarin (8/7) tumplek bleg di halaman balai kota. Festival itu merupakan pembuka dari rangkaian Surabaya Cross Culture International Folk Art Festival 2018. Pembukaannya dilaksanakan hari ini pukul 18.00 di balai kota.
Ada 53 grup penari yang mengikuti festival remo kemarin. Grup tersebut dibedakan berdasar umur. Grup anakanak paling mendominasi. Ada 35 grup anak yang mengikuti festival tersebut. Untuk remaja, ada 18 grup yang ikut serta. Sementara itu, ada 28 grup yosakoi yang mengikuti festival.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Antiek Sugiharti menjelaskan, peserta yang ikut tidak hanya berasal dari beberapa sekolah di Surabaya. Melainkan juga sanggar tari dan grup umum yang dibentuk secara mandiri. ’’Jadi, memang bermacam-macam yang ikut, tidak hanya murid-murid sekolah,’’ ucapnya.
Antiek juga menjelaskan, ini merupakan acara tahunan yang selalu diadakan pemkot sebagai bentuk implementasi kerja sama sister city Surabaya dengan Kochi, Jepang. Untuk itu, kedua pihak menggelar lomba budaya masing-masing. Tarian yosakoi sengaja dipilih karena berasal dari Kochi. Begitu juga tari remo yang berasal dari Surabaya.
Salah seorang peserta, Vira Tri Kartika, menyatakan, ini merupakan kali kedua dirinya mengikuti lomba yosakoi tersebut. Siswa SMA ITP (Intensif Taruna Pembangunan) Surabaya itu mewakili 19 anggota lainnya yang ikut dalam satu grup. Dalam kejuaraan tahun ini, mereka sudah menyiapkan berbagai hal. Termasuk menciptakan kostum yang lebih semarak hingga mengasah satu gerakan khas dari mereka. ’’Kami sudah berlatih gerakan ombak nanti,’’ ucapnya.
Bukan hanya itu, gadis asli Sidoarjo tersebut juga sudah memiliki yel-yel terbaru. Dalam tarian yosakoi, setiap penari memang akan menyerukan berbagai hal. Menurut Vira, yel-yel itu memang mewakili grupnya. Teriakan tersebut berasal dari bahasa Jepang yang diberi tahu salah seorang gurunya. ’’Sugoiiii yoii (Bagus sekali, Red),’’ teriaknya menyemangati diri sendiri.