Jawa Pos

Tarik Seluruh Mobdin Mulai Awal Tahun

-

SIDOARJO – Minggu kemarin (8/7) dimanfaatk­an banyak orang untuk aksi bersih-bersih di situs Kadipaten Terung. Tepatnya di RT 5, RW 2, Desa Terung Wetan, Krian. Mereka berasal dari beragam kalangan. Aksi bersihbers­ih itu dipelopori komunitas Laskar Nusantara sebagai pengelola situs tersebut.

Peserta hadir sejak pukul 07.00. Mereka mengawali dengan membersihk­an situs Candi Terung. Karena posisinya di bawah permukaan tanah, situs tersebut terendam air. Sebelum situs dibersihka­n, para relawan menyedot air dengan menggunaka­n mesin diesel. ’’Harus dikuras karena di sekitarnya ada pohon gayam dan randu, kan menyerap air,” ujar Agus Mulyono, anggota Laskar Nusantara.

Baru setelah air terkuras, lumpur yang menempel di atas permukaan candi itu dibersihka­n. Ada 20 lapisan batu bata kuno dalam struktur candi tersebut. Daundaun di sekitarnya pun diambil. ”Kami bersihkan di lapisan atasnya saja, karena cukup dalam jika keseluruha­n,” terangnya.

Kegiatan bersih situs masal tersebut rutin dilakukan. Biasanya sebulan sekali. Tujuannya adalah merawat heritage atau cagar budaya. ”Biar terawat. Semua swadaya teman-teman. Yang penting peninggala­n budaya ini terjaga untuk pembelajar­an dan pengetahua­n,’’ ungkap Agus.

SIDOARJO – Penarikan mobil dinas (mobdin) bagi pejabat di lingkungan Pemkab Sidoarjo sudah direncanak­an. Namun, mungkin baru tahun depan penarikan mobdin dilaksanak­an. Saat ini kebijakan itu masih dikaji tim badan perencanaa­n pembanguna­n daerah (bappeda). Targetnya, awal tahun depan penarikan mobdin sudah berjalan.

Menurut Kepala Bappeda Agoes Boedi Tjahjono, pihaknya sudah membentuk tim. Tim tersebut mengemban sejumlah tugas. Pertama, menghitung jumlah kendaraan dinas mulai kecamatan hingga lingkungan organisasi perangkat daerah (OPD). ”Masih kami hitung,” ujarnya kemarin.

Tugas kedua, menghitung efisiensi yang bakal diterima pemkab jika kebijakan penarikan mobdin dilakukan. Agoes juga yakin bahwa kebijakan itu akan berdampak efisiensi anggaran daerah. ”Tidak bakal banyak berdampak. Pejabat kecamatan dan eselon II itu mayoritas pegawai yang sudah memiliki kendaraan pribadi,” ungkap mantan kepala dinas pendidikan (dispendik) tersebut.

Apalagi, pemkab tidak asal menarik mobdin. Kebijakan itu nanti dibarengi dengan pemberian tunjangan transporta­si. Nah, tunjangan tersebut bisa dimanfaatk­an untuk menyewa kendaraan. Misalnya, ketika menghadiri rapat di Surabaya, pejabat yang bersangkut­an bisa naik angkutan online atau kendaraan umum. Bagi pegawai yang memiliki kendaraan sendiri, tunjangan tersebut bisa digunakan sebagai uang bensin. ”Tidak akan tekor,” jelasnya.

Setelah ditarik, seluruh mobdin akan diperbaiki. Lantas, kendaraan-kendaraan tersebut dilelang. Uang lelang itu digunakan untuk tunjangan transporta­si. Namun, tidak semua kendaraan bakal dilelang. Ada sejumlah unit yang tetap disimpan sebagai kendaraan operasiona­l. ”Kalau dinas pinjam, tinggal ajukan surat peminjaman ke bagian aset,” paparnya.

Sementara itu, Sekda Sidoarjo Achmad Zaini mengatakan, program penarikan mobdin sangat menguntung­kan pemkab. Selama ini, bukannya membantu pemkab, penggunaan mobdin sangat membebani APBD. Setiap tahun pemkab harus mengeluark­an anggaran yang tidak sedikit. Mulai biaya perbaikan, pemelihara­an, hingga pembelian bahan bakar minyak (BBM).

 ?? FIRMA ZUHDI/JAWA POS ?? GOTONG ROYONG: Puluhan orang melaksanak­an bersih-bersih di Situs Kadipaten Terung di Desa Terung Wetan.
FIRMA ZUHDI/JAWA POS GOTONG ROYONG: Puluhan orang melaksanak­an bersih-bersih di Situs Kadipaten Terung di Desa Terung Wetan.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia