Prestasi Zohri bagi Nation Branding
PRESTASI luar biasa berhasil diukir Lalu Muhammad Zohri dengan memenangi kejuaraan dunia lari 100 meter di Finlandia (11/7). Secara mengejutkan, Zohri berhasil mengalahkan pelari Amerika Serikat (AS) dan negara maju lain yang telah sering menjuarai lomba lari dunia. Itu prestasi yang tak terduga sebelumnya, mengingat Zohri menghadapi dua pelari unggulan AS, Anthony Schwartz dan Eric Harrison.
Momen selebrasi kemenangan bersejarah tersebut memang sempat agak terganggu karena Zohri tampak kesulitan mendapatkan bendera Merah Putih di arena lomba. Zohri malah sempat berfoto tanpa bendera dengan diapit dua pelari AS yang membawa bendera negaranya.
Menurut pihak Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI), tim ofisial Indonesia sebenarnya telah membawa bendera Merah Putih dari Jakarta. Tapi, bendera tersebut lambat diterima Zohri karena posisi tim ofisial cukup jauh dari lintasan.
Lepas dari insiden bendera terse- but, Zohri telah memberikan sebuah makna bela negara yang tak ternilai bagi nama baik atau keharuman nama Indonesia (nation branding) di kancah dunia. Makna bela negara di era digital masa kini memang sudah semakin luas. Konsep bela negara itu bisa diwujudkan ke dalam berbagai bentuk perjuangan atau karya untuk kepentingan bangsa, termasuk dunia olahraga.
Prestasi Zohri akan memperkuat identitas nasional yang penuh dengan keindahan budaya, wisata, dan bahasa di mata dunia. Zohri membuktikan bahwa prestasi olahraga suatu negara tidak hanya ditentukan kemajuan teknologi dan ekonomi. Artinya, juara dunia tak harus lahir dari negara-negara maju dan kuat secara kesejahteraan.
Setiap negara berhak menampilkan prestasi putra-putrinya untuk menunjang eksistensinya di mata masyarakat dunia. Bahkan, kian banyak negara yang mengandalkan reputasi dan identitas unggulnya sebagai sarana untuk memperkuat kinerja ekonomi, baik di sektor ekspor, investasi, maupun pariwisata.
Reputasi suatu negara sudah tidak cukup hanya diperkuat dengan inovasi produk, pelayanan, dan kepastian hukum. Tetapi juga melalui pengenalan negara lewat prestasi olahraga dan pentas seni budaya.
Prestasi anak bangsa jelas memengaruhi citra produk dalam perdagangan dunia. Pada abad teknologi dan informasi yang revolusioner saat ini, masyarakat dunia kian bisa melihat kelebihan setiap negara sekaligus menjadikannya bahan pertimbangan dalam menentukan pilihan berinvestasi atau berwisata.
Di era revolusi media sosial dan ragam saluran televisi saat ini, pendekatan diplomasi resmi oleh pemerintah sudah tidak cukup kuat dalam menggaet investor maupun wisatawan asing untuk berkunjung ke Indonesia. Media
online/elektronik telah memaksa diplomat publik (pemerintah) untuk bergabung atau terjun langsung di dalamnya sebagai bagian dari komunitas global.
Fenomena trending topic tentang prestasi anak bangsa di kompetisi level dunia bisa menjadi sarana diplomasi yang efektif plus efisien dalam membangun persepsi positif suatu negara. Persepsi positif tersebut akan berdampak besar secara
long term terhadap kegiatan bisnis dan ekonomi. Sistem ekonomi dunia yang semakin menyatu (integrated
global economy) membuat persepsi positif terhadap suatu negara bisa dengan mudah dibangun lewat be- rita-berita positif. Termasuk, prestasi olahraga. Citra negara yang ikut dibangun lewat prestasi anak bangsa di kancah internasional juga akan memperkuat pengakuan atas negara kita (disegani) dalam menyelesaikan konflik perbatasan dengan negara lain.
Prestasi Zohri dan lain-lain juga bisa menghapus persepsi negatif dari pihak asing terhadap kondisi riil Indonesia yang selama ini dianggap bisa menghambat investasi. Misalnya, isu-isu hak asasi manusia di masa lalu serta faktor keamanan dan lingkungan hidup.
Hanya, reputasi yang dibangun Zohri dan pemuda-pemudi berprestasi lain seharusnya bersinergi dengan komitmen pemerintah dan politisi dalam membangun citra negara. Jangan sampai ada kesenjangan antara prestasi Zohri dan fenomena intrik-intrik yang membuat stabilitas politik terganggu.