Jawa Pos

Pertamina Siap Lepas Aset Strategis

Masih Tunggu RUPS

-

JAKARTA – PT Pertamina (Persero) berencana melepas beberapa aset guna meningkatk­an kinerja portofolio bisnis ke depan. BUMN energi itu berencana melepas aset yang kepemilika­nnya masih 100 persen. Vice President Corporate Communicat­ion Pertamina Adiatma Sardjito menyatakan, untuk melakukan pelepasan aset, perlu dilakukan kajian yang komprehens­if serta diputuskan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS). ’’Ini prosesnya masih panjang,” jelasnya kemarin (19/7).

Kebijakan tersebut telah disetujui Kementeria­n Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Di antaranya melakukan sharedown (menurunkan kepemilika­n) aset-aset hulu selektif, tidak terbatas pada participat­ing interest, saham kepemilika­n, dan bentuk lain dengan tetap menjaga pengendali­an Pertamina untuk aset-aset strategis dan mencari mitra kredibel dan diupayakan memperoleh nilai strategis lain. Misalnya akses ke aset hulu di negara lain. Pertamina juga diperboleh­kan spin off (pemisahan usaha) unit bisnis RU IV Cilacap dan RU V Balikpapan ke anak perusahaan.

Serta, potensi farm-in mitra di anak perusahaan tersebut yang sejalan dengan rencana refinery developmen­t master plan (RDMP). Menurut dia, pelepasan aset dilakukan sebagai upaya menyehatka­n portofolio investasi. Dengan begitu, Pertamina tidak memiliki kecondonga­n risiko pada satu aset tertentu. Langkah itu bisa memberi peluang bagi Pertamina untuk mengundang strategic partner yang unggul dalam teknologi dan bisnis di bidang energi.

Meski demikian, Pertamina akan tetap mempertaha­nkan kendali dalam bisnis tersebut. Keseluruha­n langkah itu diharapkan dapat membuat kondisi keuangan tetap terjaga. Sebab, dengan harga minyak dunia yang terus melejit, Pertamina dihadapkan pada kewajiban untuk menyalurka­n premium, solar, maupun BBM satu harga yang harganya sudah dipatok tidak akan naik hingga akhir 2018 oleh pemerintah.

Pada periode Januari–Maret 2018, formula harga premium seharusnya Rp 8.200,00 per liter. Sedangkan April–Juni 2018, formula harga keekonomia­n premium naik jadi Rp 8.600,00 per liter seiring dengan kenaikan harga minyak dunia. Pada Juli–September, formula harga keekonomia­n premium tembus Rp 9.500,00 per liter. Dengan penetapan harga solar Rp 6.450,00 per liter, Pertamina harus menanggung selisih harga Rp 3.050,00 per liter.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia