Jarak Aman Berkendara

JARAK antar kendaraan menjadi salah satu hal yang mesti diperhatikan pengemudi saat berkendara. Terlebih saat jalanan licin karena hujan atau kondisi lalu lintas sedang padat. Benturan mendadak bisa terjadi lantaran jarak yang terlalu dekat. Karena itu, cermati jarak pandang terhadap mobil di depan.

Jarak dengan mobil lain dapat dikatakan aman apabila pengemudi bisa melihat bumper mobil di depannya secara utuh dengan posisi duduk yang nyaman. Tanpa harus memajukan badan terlebih dahulu. Jika bisa melihat bumper mobil di depannya, berarti jarak antara mobil yang dikendarai dan yang ada di depan masih cukup jauh. Itu membantu ketika harus mengerem atau menghindari mobil di depan yang berhenti mendadak.

Untuk meminimalkan risiko kecelakaan, disarankan berkendara pada jarak yang aman. Dalam kondisi yang ideal, pertimbangan jarak aman berkendara adalah 2–3 detik dengan mobil di depan. Asumsi perhitungan tersebut berdasar respons manusia dan reaksi mekanis.

Respons manusia merupakan reaksi yang dimulai saat mata melihat, otak memproses, hingga akhirnya kaki menginjak rem. Hal itu diperkirakan membutuhkan waktu 1,5–2 detik.

Sementara itu, reaksi mekanis adalah momentum ketika rem mulai diinjak atau diaktifkan dan buster mendorong minyak rem sampai ke kaliper. Lalu, kaliper menggerakkan kampas rem untuk menjepit piringan cakram rem. Proses tersebut dapat berjalan setidaknya kurang dari 1 detik. Dengan begitu, jika terjadi sesuatu yang menuntut pengereman mendadak, mobil baru benar-benar bisa berhenti paling cepat sekitar 2 detik.

Selain menjaga jarak aman, para pengemudi perlu memperhatikan berbagai kesiapan dalam berkendara. Misalnya, menemukan posisi mengemudi yang paling nyaman. Kemudian, pegang kemudi dengan dua tangan sejajar seperti pada posisi jarum jam angka sembilan (tangan kiri) dan angka tiga (tangan kanan) agar Anda dapat memutar roda kemudi ke kiri atau kanan dengan cepat dan tepat. Yang tidak kalah penting, selalu gunakan sabuk pengaman.