Jawa Pos

Sepuluh Caleg Berloncata­n Pindah Partai

Rata-Rata Beralasan Faktor Prinsip Ideologis

-

GRESIK – Manuver loncat partai mewarnai kontestasi Pemilu Legislatif (Pileg) 2019. Berdasar hasil verifikasi KPU Gresik, sepuluh bacaleg tercatat pindah partai dalam perhelatan politik kali ini. Alasannya macam-macam.

Yang paling banyak diungkap ialah faktor ideologis. ”Prinsipnya, saya sudah tidak cocok lagi dengan ideologi partai saat ini,’’ kata Nasir Kholil, bacaleg Partai Nasdem, kemarin (19/7).

Sebelumnya, Nasir Kholil adalah politikus PKB. Dia menjabat anggota DPRD Gresik periode 2009–2014 dari PKB. Dia juga jadi pengurus harian partai berlambang bola dunia yang dikeliling­i bintang sembilan itu. Namun, kini Nasir loncat pagar ke Nasdem.

”Tidak gampang memilih partai. Ini sudah melalui perenungan yang panjang,” tutur lelaki asal Menganti tersebut. Salah satunya, ucap Nasir, dirinya telah berkonsult­asi ke para kiai. ”Para kiai mengarahka­n begitu,’’ ujarnya.

Di antara 535 bacaleg yang terdaftar di KPU Gresik, sedikitnya sepuluh bacaleg loncat partai. Selain Nasir, ada Syafiqi M. Zain. Politikus kawakan tersebut kini aktif sebagai pengurus Partai Gerindra.

Sebelumnya, tokoh yang dikenal sebagai pengagum Gus Dur itu merupakan politikus PKB. Pada 2004–2009 dia menjadi anggota DPRD Gresik dari PKB. Nah, pada 2009 dia maju nyaleg melalui PKB kubu Gus Dur. Namun, KPU menolak karena yang diakui adalah PKB kubu Muhaimin Iskandar. ’’Dari sana, saya sudah pindah partai,’’ jelas Syafiqi.

Sejak 2009, dia sudah aktif di Gardu Prabowo. Namun, baru akhir-akhir ini, dia aktif sebagai pengurus Gerindra. ’’Sekaligus nyaleg lewat Gerindra,’’ ungkapnya.

Hal yang sama dilakukan Ali Muchid. Politikus kawakan asal Cerme itu dulu dikenal sebagai kader PKB. Bahkan, dia menjabat anggota DPRD dari PKB selama dua periode. Yaitu, 1999–2004 dan 2004–2009. Karena PKB kubu Gus Dur dikalahkan oleh PKB Muhaimin Iskandar, Ali Muchid sempat loncat ke PPP.

”Sekarang nyaleg di Gerindra karena garis perjuangan partai ini nyambung dengan prinsip saya,” tuturnya.

Satu tokoh lain ialah Markasim Halim Widyanto. Tokoh Partai Golkar itu dipastikan pindah partai. Namun, tidak seperti bacaleg lain yang terang-terangan, anggota DPRD Gresik tersebut sampai saat ini masih merahasiak­an partai yang dipilihnya di Pileg 2019. Namun, dia mengaku pasti maju kembali sebagai caleg. ’’Insya Allah saya maju lagi. Pada waktunya akan saya sampaikan secara terbuka,” ujarnya.

Sebetulnya, dia mengaku berat hati meninggalk­an Partai Golkar. Dia ingin tetap mencalonka­n diri sebagai caleg dari Golkar. Namun, harapan itu kandas. Dia beralasan partai memindahka­n tempat pencalegan. Dari dapil 1 (Gresik– Kebomas) ke dapil 4 (Driyorejo– Wringinano­m).

KPU pun tidak mempersoal­kan maraknya bacaleg yang pindah partai. Ketua KPU Gresik Akhmad Roni menyampaik­an, dalam sistem demokrasi, semua bebas memilih partai. ’’Secara aturan, caleg tidak dilarang pindah partai,” jelasnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia