Jawa Pos

Pasar Penjaringa­nsari Baru Makin Sepi

Pedagang Bersedia jika Semua Pindah

-

SURABAYA – Pasar Penjaringa­nsari Baru sepi. Tidak terlihat aktivitas jual beli kemarin (19/7). Keramaian justru tampak di Jalan Pandugo II yang letaknya tidak jauh dari lokasi. Penjual dan pembeli berkerumun dalam transaksi.

Pasar Penjaringa­nsari Baru sebenarnya mulai beroperasi pada 25 Maret. Sudah hampir empat bulan. Sebagian pedagang juga sempat membuka lapak di pasar yang berdiri di atas lahan seluas 1.585 meter persegi itu. Tetapi, karena sepi dan rugi, mereka memutuskan kembali ke tempat semula. Balik ke gang.

Mutini, salah satunya. ”Awal dibuka saya bersama kurang lebih 20 orang pindah ke sana. Selama sebulan kami mencari peruntunga­n,” terangnya. Dengan meminjam modal Rp 3 juta, Mutini membuka lapak di pasar tersebut. Tetapi, harapannya pupus. Jualannya sepi. Sebagai penjual sayur, daganganny­a tidak awet. Tidak jarang dia harus membuang sisa dagangan. ”Sehari lakunya hanya Rp 25 ribu sampai Rp 40 ribu. Balik modal saja tidak,” tambahnya.

Berbeda sekali kondisinya saat masih berjualan di dalam gang. Setidaknya dia mendapat untung. Jika sepi pun, ruginya tidak terlalu banyak. Modal Rp 3 juta, cuma tersisa Rp 300 ribu. Dia memutuskan kembali. ”Kalau semua pindah ke pasar yang baru, saya juga bersedia kembali ke sana,” ujar perempuan kelahiran Tulungagun­g tersebut.

Mengapa pasar baru sepi? Salah satu penyebabny­a, baru sebagian kecil pedagang memindahka­n lapak ke pasar baru. Sebagian besar lebih memilih bertahan di gang yang sempit.

Dagangan di pasar pun kalah lengkap dengan dagangan penjual di Jalan Pandugo II. Komoditas yang dijual di pasar terbatas. Pembeli enggan berbelanja di sana. ”Kalau barang yang dicari tidak ada, mereka harus pindah untuk mendapatka­nnya,” ujar Lurah Penjaringa­nsari Moch. Djamil.

Surat imbauan sudah diedarkan kepada para pedagang. Mereka diminta segera memindahka­n lapak ke Pasar Penjaringa­nsari Baru. Pasar tersebut hanya disediakan bagi warga yang memiliki kartu tanda penduduk (KTP) Surabaya.

”Lapak yang tersedia baru 48 unit. Sedang kami rencanakan membangun lagi agar jumlahnya sesuai,” papar Camat Rungkut Syafik. Jumlah pedagang dengan KTP Surabaya di lokasi tersebut mencapai hampir 100 orang. Dari luar kota sekitar 36 pedagang.

Syafik meyakinkan bahwa semua pedagang ber-KTP Surabaya mendapat jatah lapak. ”Sementara mereka yang belum mendapat lapak akan tetap berjualan di area pasar. Jika tetap berjualan di gang, akan ada petugas yang menertibka­n,” tegasnya.

 ?? HANUNG HAMBARA/JAWA POS ?? LENGANG: Pasar Penjaringa­nsari Baru sepi meski sudah empat bulan berdiri. Pedagang enggan meninggalk­an pasar lama (foto atas) yang lokasinya tak jauh dari pasar baru.
HANUNG HAMBARA/JAWA POS LENGANG: Pasar Penjaringa­nsari Baru sepi meski sudah empat bulan berdiri. Pedagang enggan meninggalk­an pasar lama (foto atas) yang lokasinya tak jauh dari pasar baru.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia