Jawa Pos

Rebranding untuk Rambah Pasar Online

Pasarkan OlehOleh Khas Dolly

-

SURABAYA – Pusat oleh-oleh khas Surabaya Dolly Saiki Point mulai menemui tantangan baru. Pangsa pasar produk karya warga terdampak penutupan lokalisasi Dolly itu kian sempit. Kini pengelola mencoba cara baru untuk menggenjot angka penjualan dan kunjungan.

Selama ini Dolly Saiki Point mengandalk­an kunjungan tamu di lokasi tersebut. Dulu sistem itu cukup berhasil. Banyak pengunjung yang penasaran dengan Dolly di masa sekarang. Mereka datang, melihat barang, dan membeli.

Seiring berjalan waktu, rasa penasaran itu mulai hilang. Masyarakat di luar Dolly mengetahui eks lokalisasi tersebut sudah berubah. Karena itu, kunjungan ke lokasi tersebut berkurang. Nama Dolly Saiki Point juga terkena dampak.

Luthfi Nur Zaman, relawan dari Cak dan Ning Surabaya yang mengelola Dolly Saiki Point, menyatakan perlu adanya perubahan. Saat ini dia bersama rekan-rekan lainnya mengubah konsep penjualan dan promosi. Dulu pakai manual, sekarang merambah ke pasar online. ”Kami sedang rebranding konsep,” ucapnya.

Langkah awal yang sudah dilakukan ialah menempatka­n Dolly Saiki Point pada pencarian laman google.com. Saat diketik kata pusat oleh-oleh khas Surabaya, Dolly Saiki Point muncul. Upaya memunculka­n nama Dolly Saiki Point pada laman pencarian di internet membutuhka­n waktu. ”Sekarang sudah berhasil, kami akan melangkah pada proses selanjutny­a,” jelasnya.

Dolly Saiki Point menjual beragam produk warga. Misalnya, minuman kemasan, makanan ringan, batik, sepatu, dan kuliner. Barang tersebut mulai dikenalkan di pasar online.

 ?? GHOFUUR EKA/ JAWA POS ?? LARIS: Salah satu outlet UKM sepatu dan sandal di kampung eks Dolly. Selain dijual langsung, produk mereka dijual via online. Kini peminatnya hingga luar negeri.
GHOFUUR EKA/ JAWA POS LARIS: Salah satu outlet UKM sepatu dan sandal di kampung eks Dolly. Selain dijual langsung, produk mereka dijual via online. Kini peminatnya hingga luar negeri.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia