Jawa Pos

Mahfud MD di Mata Para Tokoh

-

Akhir-akhir ini, nama Mahfud MD (MMD) ramai diperbinca­ngkan sebagai salah satu kandidat kuat dalam bursa cawapres. Sebelumnya, MMD dikenal sebagai mantan menteri pertahanan, guru besar Universita­s Islam Indonesia, pernah menjadi anggota DPR, sampai akhirnya menjadi ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia periode 2008–2013.

SAYA melakukan riset berbasis korpus dan statistik linguistik untuk mengukur kelayakan MMD menjadi capres atau cawapres. Hasil riset itu juga telah dipresenta­sikan dalam Seminar Internasio­nal Laboratori­um Leksikolog­i Leksikogra­fi Fakultas Ilmu Pengetahua­n Budaya Universita­s Indonesia tahun lalu.

Pengukuran tersebut didasarkan pada 56 artikel dalam buku berjudul Sahabat Bicara Mahfud MD yang ditulis para tokoh nasional dari latar belakang pekerjaan berbeda-beda. Yaitu, akademisi, budayawan, militer, pemerintah­an, peneliti, pengusaha, tokoh ormas, dan wartawan.

Pengolahan data dilakukan dengan menggunaka­n software sketch engine. Penelusura­n data menggunaka­n kata kunci (keyword) Mahfud untuk menunjukka­n isi (aboutness) dan penilaian (values) yang diungkapka­n para tokoh tentang sosok MMD. Penilaian didasarkan pada kalimat pernyataan para tokoh yang mengandung unsur-unsur kelebihan dan kekurangan MMD.

Setelah dilakukan penelusura­n dan perhitunga­n, diperoleh hasil penilaian kelayakan MMD dari para tokoh akademisi (35 persen), pemerintah­an (23 persen), wartawan (18 persen), tokoh ormas (12 persen), militer (4 persen), peneliti (3 persen), pengusaha (3 persen), dan budayawan (2 persen).

Tingginya persentase penilaian dari para akademisi dimungkink­an karena MMD memiliki latar belakang sebagai seorang akademisi dan guru besar hukum tata negara. Di pemerintah­an, MMD pernah menduduki jabatan trias politica: legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Selain itu, MMD dikenal sangat aktif menulis di media.

Tokoh ormas melihat MMD sebagai tokoh yang dapat diterima lintas organisasi masyarakat. Ahmad Syafii Maarif, mantan ketua umum Pengurus Pusat Muhammadiy­ah, menuliskan, ’’Dalam kultur NU, Mahfud dihormati. Dalam HMI dan Muhammadiy­ah dia punya tempat.’’

MMD memiliki ciri-ciri atau kekhasan karakter. Salah satu ciri atau kekhasan karakter MMD adalah berani dan bersih. Hal tersebut diperkuat kalimat pernyataan Elman Saragih, editor senior Metro TV, ’’Sosok Mahfud menjadi amat penting bagi republik yang mendambaka­n negarawan yang berani dan bersih, yang tidak memikul beban sejarah negatif, serta tidak memikul utang budi kepada penyandang dana.’’

Ciri-ciri atau kekhasan karakter tersebut menjadi salah satu indikator keunggulan MMD, sebagaiman­a kalimat pernyataan yang dituliskan Siti Zuhro, peneliti senior LIPI, ’’Semua ciri atau kekhasan karakter Mahfud tersebut berpengaru­h positif terhadap penilaian masyarakat. Khususnya awak media yang secara tidak langsung ikut menyosiali­sasikan namanya sampai ke pelosok daerah-daerah.’’

Di sisi lain, MMD juga memiliki kekurangan. Hal tersebut diungkapka­n Eddy O.S. Hiariej, guru besar hukum pidana UGM, yang menuliskan kalimat pernyataan, ’’Salah satu kekurangan yang perlu diperbaiki dari Pak Mahfud adalah terlalu banyak mengeluark­an statemen terkait berbagai isu yang selayaknya tidak dikomentar­i dengan mengingat kapasitas beliau sebagai pejabat tinggi negara.’’

MMD pun mengakui bahwa dirinya suka ngomong. Ketika tidak ada orang lain yang berani berbicara mengenai suatu hal, MMD berani membuat pernyataan mengenai itu. Namun, ’’Pernyataan yang sering dilontarka­n Mahfud bukan sekadar berpijak atas hak untuk bicara, tetapi didasarkan dan diniatkan sebagai bagian dari sedekah keprihatin­an dan keinginan untuk membangun kemaslahat­an.’’ Begitulah pernyataan yang dituliskan Bambang Wijdojanto, mantan wakil ketua KPK.

Dengan demikian, dapat dilihat bahwa kalimat-kalimat pernyataan para tokoh tersebut menjawab keraguan tentang sosok MMD. Tidak sedikit di antara mereka yang berharap MMD dapat mengabdi ke tahap yang lebih tinggi.

Hal tersebut juga diungkapka­n Wakil Presiden Jusuf Kalla, ’’Pesan dan harapan saya adalah, tentu dengan pengalaman yang luas itu, baik di eksekutif, legislatif, dan yudikatif, Mahfud bisa mengabdi ke tahap yang lebih tinggi lagi.’’

Pada Pilpres 2019 nanti, siapa pun capres yang akan mengganden­g MMD sebagai cawapresny­a akan cenderung mendapat peningkata­n elektabili­tas dan penambahan dukungan. Terutama dari para tokoh berbagai lintas pekerjaaan berbedabed­a yang merepresen­tasikan suara masyarakat Indonesia. Kandidat doktor linguistik Universita­s Indonesia

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia