Nostalgia di Kota Surabaya
PERHELATAN AFF U-16 membuka memori lama Joao M. Da S. Araujo. Pria yang menangani timnas U-16 Timor Leste itu pernah tinggal dan menimba ilmu di Surabaya. Tepatnya sejak 1997 hingga 1999. Saat itu Araujo tercatat sebagai mahasiswa jurusan Ekonomi di Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya.
Namun, Araujo tak sampai menuntaskan masastudinya.KetikaTimorLestemelepaskan diri dari Indonesia, Araujo pun turut meninggalkan Surabaya. ”Rasanya seperti mengenang kembali masa-masa di sini. Banyak yang sudah berubah dari kota ini (Surabaya, Red),” ungkapnya kepada Jawa Pos.
Menurut Araujo, Surabaya sekarang lebih bersih dan rapi. ”Namun, ada juga yang bertambah. Macetnya itu hampir di mana-mana,” guraunya.
Setelah meninggalkan Indonesia, Araujo mulai berkecimpung di sepak bola Timor Leste. Awalnya, dia diperbantukan sebagai staf pelatih. Kemudian, sejak 2003, dia dipercaya menangani timnas junior.
Nah, saat Sidoarjo dan Gresik ditunjuk sebagai venue AFF U-16, Araujo pun merasa gembira. Tapi, padatnya jadwal Piala AFF U-16, Araujo belum sempat menengok bekas kampusnya. Selama perhelatan AFF U-16, dia hanya sempat jalanjalan di Tunjungan.
”Rindu ingin kembali ke sana. Ke tempat kontrakan di daerah Nginden sana. Ada warung yang dulu sering jadi langganan saat jadi mahasiswa,” ungkapnya. ”Nanti kalau ada waktu, saya mau keliling lagi di Kota Surabaya,” lanjutnya.