Atasi Banjir, Tambah Kapasitas Rumah Pompa
Pemkot Juga Bangun di Lokasi Baru
SURABAYA – Banjir yang sering melanda Surabaya Utara bakal teratasi. Pemkot meningkatkan kapasitas lima rumah pompa di lima lokasi. Juga dibangun dua rumah pompa baru. Tahun ini sudah ada yang bisa dioperasikan.
Peningkatan kapasitas dilakukan terhadap rumah pompa di Tambak wedi, Jeblokan, Simolawang, Morokrembangan, dan Balong II. Semua dikerjakan tahun ini. Peningkatan itu dilakukan karena rumah pompa tersebut selama ini berhasil menekan durasi genangan air. Hanya, kinerjanya perlu ditambah.
Contohnya, rumah pompa di Simolawang. Koordinator Petugas Rumah Pompa Surabaya Ali Mustaini menjelaskan, di sana sudah ada pompa berkapasitas 1,5 meter kubik per detik. Tahun ini kapasitasnya ditingkatkan menjadi tiga meter kubik per detik. Saat ini pengerjaan tersebut belum rampung.
Menurut dia, penambahan kapasitas sangat penting. Selama ini rumah pompa di Simolawang menjadi solusi banjir di Simokerto dan sekitarnya. Selain penambahan kapasitas, wajah rumah pompa juga diubah. Ada pengecatan di bagian penyaringan. Upaya tersebut dilakukan karena lokasi rumah pompa itu di kawasan permukiman. ’’Rumah pompa di Simolawang memang berbeda jika dibandingkan dengan yang lain. Letaknya di dekat perumahan,’’ ungkap Ali.
Selain itu, pemkot menambah kapasitas pompa di Tambak Wedi. Selama ini ada lima pompa air yang dipasang di sarana pencegah banjir tersebut. Tiga pompa berkapasitas tiga meter kubik per detik dan sisanya berkapasitas 1,5 meter kubik per detik.
Nanti dua pompa yang berkapasitas 1,5 meter kubik per detik itu diganti menjadi tiga meter kubik per detik. Pergantian tersebut akan mendorong kapasitas kerja rumah pompa. Sebab, jika ditotal, kemampuan rumah pompa bisa mencapai 15 meter kubik per detik.
Sedangkan salah satu di antara rumah pompa baru itu dibangun di Kandangan, Asemrowo. Tujuannya, mengatasi banjir di Asemrowo dan sekitarnya. Proyek rumah pompa di Kali Kandangan memasuki tahap finishing.
Sementara, lanjut Ali, ada empat pompa yang difungsikan. Dua pompa air berkapasitas tiga meter kubik per detik dan dua pompa lumpur dengan kapasitas 2,5 meter kubik per detik. Pemkot juga sudah menugaskan petugas jaga di rumah pompa. Mereka berasal dari PNS dan tenaga kontrak. ’’Tugasnya menjaga peralatan dan mesin. Mereka juga yang mengoperasikannya,’’ kata Ali.
Ali menegaskan, rumah pompa di Asemrowo merupakan sarana pencegah banjir terbesar di Surabaya. Rumah pompa mengatur irigasi di kawasan utara dan barat. ’’Rumah pompa akan menangkal terjadinya banjir di sekitar Jembatan Branjangan,’’ kata Ali.