Jawa Pos

Abaikan Teror Makan Malam

-

LONDON – Sambutan sudah diberikan Pep Guardiola bagi Maurizio Sarri. Bahkan, Pep menyambut Sarri sebelum resmi menangani Chelsea. Itu terjadi Juni lalu ketika keduanya diundang Arrigo Sacchi ke Italia. Sacchi adalah mentor Pep dan Sarri. Di Perla Verde Hotel, Milano Marittima, ketiganya duduk semeja dalam sebuah makan malam. Nah, dalam dinner spesial tersebut, Sarri yang tak pernah mengunggul­i Pep saat adu taktik di fase grup Liga Champions musim lalu sudah mendapatka­n teror berupa peringatan. ’’Pep bilang kepadaku, tak mudah menaklukka­n Premier League, levelnya sangat tinggi,’’ ungkap Sarri, dikutip The Telegraph. Peringatan itu membuat Sarri tertantang. Malam nanti WIB, Sarri langsung bentrok melawan Pep dalam Community Shield 2018 di Stadion Wembley, London. ’’Dia (Pep, Red) bilang, datanglah ke Inggris dan buktikan,’’ tambah pelatih kelahiran Naples, 59 tahun lalu, tersebut. Itu tantangan baru bagi Sarri di kompetisi yang juga baru baginya. Terlebih, sepanjang karir manajerial­nya, tak sekali pun Mister 33 –julukan Sarri– merasakan laga awal musim yang ketat seperti Community Shield. Di Italia, ada Supercoppa Italiana. Hanya, tak sekali pun Sarri membawa Il Partenopei main di ajang tersebut.

Pep, dikutip Mirror, membenarka­n pertemuann­ya dengan Sarri dan Sacchi. ’’Saya senang dia (Sarri, Red) benar-benar datang ke sini. Saya akan banyak belajar dan menonton timnya bermain tiap pekan. Saya masih ingat musim lalu (di Liga Champions) dia sudah menyulitka­n saya,’’ tutur Pep.

Setelah memenangka­n trofi Premier League, Pep ditantang untuk mengikuti Rafael Benitez. Yakni, menjadi orang Spanyol yang pernah membawa klubnya juara Community Shield. Di balik sukses pada musim lalu, Pep butuh semusim untuk mempelajar­i sepak bola Inggris dan gaya klub-klub di dalamnya.

Itu juga berlaku begitu dia ditantang Sarri di tanah Inggris. ’’Saya sudah menonton ketiga laga Chelsea di pramusim. Sekilas, Chelsea sudah seperti yang dia mau. Dia butuh waktu supaya klik dengan Chelsea, tapi ide-idenya sudah kelihatan,’’ ulas Pep. Sebagai sesama anak buah Sacchi, Pep dan Sarri sama-sama penganut sepak bola menyerang.

Sarri bahkan anti-Conte. Di era Conte, Cesar Azpilicuet­a dkk lebih defensive-minded. Gaya main Napoli ketika ditangani Sarri pun disebut kolumnis Michael Cox tidak jauh beda dengan tiki-takanya Pep di Barcelona. Yakni, bertumpu pada permainan passingpas­sing pendek. Formasinya pun juga sama-sama memakai 4-3-3.

Kesamaan tersebut bisa dilihat pula dari selera keduanya di bursa transfer. Sarri dan Pep sempat berebut Jorginho. Meski, pada akhirnya Sarri-lah yang memenangi perebutan Jorginho itu.

Pep menganggap kegagalan Sarri membunuh tiap musim persaingan­nya lawan Juventus di Serie A hanya faktor luck. Di Inggris, terutama di Premier League, Pep menyebut Sarri bakal jadi ancaman bagi super manager lainnya seperti Jose Mourinho, Juergen Klopp, ataupun Mauricio Pochettino.

’’Chelsea bisa jadi salah satu rival terberat kami musim ini,’’ sebut Pep. Bagaimana Sarri? ’’Di sini saya akan coba mereduksi gap antara kami dan mereka (City, Red),’’ klaim Sarri yang sudah jadi pelatih Italiano ke-12 yang pernah merasakan serunya atmosfer persaingan Premier League sepanjang sejarahnya.

 ?? JOHN GRESS/REUTERS ?? TEBAR ANCAMAN: Amunisi anyar Manchester City Riyad Mahrez saat melawan Borussia Dortmund (20/7).
JOHN GRESS/REUTERS TEBAR ANCAMAN: Amunisi anyar Manchester City Riyad Mahrez saat melawan Borussia Dortmund (20/7).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia