Jawa Pos

Mengulang Capaian Buruk

Tanpa Emas dari Kejuaraan Dunia 2018

-

NANJING – Tidak ada emas yang bisa dibawa pulang dari kejuaraan dunia tahun ini. Satu-satunya harapan Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu, gagal menembus final. Mereka harus puas mengais perunggu.

Ini adalah capaian terburuk Indonesia dalam sepuluh edisi terakhir kejuaraan dunia. Tidak seburuk 2006, ketika Indonesia gagal total tak mendapat medali sekeping pun. Tetapi, hasil kali ini mengulang edisi 2014, ketika Merah Putih juga harus puas dengan satu perunggu. Kala itu Tommy Sugiarto yang meraih medali tersebut. Capaian buruk itu seakan menjadi siklus empat tahunan. Momentumny­a juga sama. Yakni, sebelum Asian Games digelar. Nah, empat tahun lalu, setelah gagal di kejuaraan dunia, Tommy dkk merebut emas Asian Games. Apakah pola tersebut bakal terulang? ’’Ada banyak hal yang harus diselesaik­an sebelum Asian Games,’’ kata Kabidbinpr­es PP PBSI Susy Susanti lewat pesan teks kepada

Jawa Pos kemarin. Dalam semifinal kemarin, Greysia/Apriyani menyerah kepada pasangan Jepang Mayu Matsutomo/Wakana Nagahara 12-21, 21-23. Chafidz Yusuf, asisten pelatih ganda putri yang mendamping­i mereka, menuturkan bahwa Matsumoto/ Nagahara mendikte ritme pertanding­an sejak awal.

Baru pada game kedua ganda putri peringkat keenam dunia itu menemukan cara membendung serangan lawan. Pertanding­an pun menjadi imbang dan ketat. ’’Saat itu mereka (Greysia/Apriyani, Red) sudah lepas dari tekanan. Sayangnya sudah telat. Apalagi, tekanan datang saat poin kritis,’’ terang Chafidz via pesan singkat tadi malam.

Menurut dia, cara Greysia/ Apriyani menghadapi tekanan belum stabil. Apalagi, di sisi lain, serangan Matsumoto/Nagahara yang duduk di peringkat kesembilan dunia itu cukup kencang. Tipikal ganda putri Jepang pada umumnya. ’’Untuk sekelas Greysia/Apriyani, seharusnya masalah mental bisa lebih konsisten. Apalagi, kelas mereka ini sudah top 10 dunia,’’ lanjut Chafidz.

Greysia dan Apriyani pun minta maaf kepada publik tanah air. ’’Kami tidak bermain seperti ekspektasi masyarakat Indonesia, pengurus PBSI, pelatih, bahkan ekspektasi diri kami sendiri,’’ tutur Greysia dalam e-mail yang dikirim PP PBSI. ’’Kami mencoba untuk introspeks­i kekurangan kami. Jadi juara memang harus melewati banyak tahap,’’ imbuh pemain 30 tahun itu.

Pulang dari Nanjing, sudah bany- ak PR yang menunggu PP PBSI sebelum Asian Games bergulir 18 Agustus mendatang. Mengingat bulu tangkis adalah salah satu andalan pendulang emas.

Susy menyatakan, dari segi fisik, yang paling bisa dilakukan saat ini ialah menjaga kondisi pemain. ’’Kami juga bakal berkoordin­asi dengan tim pelatih untuk bicara secara personal dengan pemain,’’ ucap Susy.

Lebih spesifik lagi, tim ganda putra bakal di-drill latihan sangat intensif dalam dua pekan terakhir. Sedangkan tim ganda campuran berencana menghabisk­an waktu tersisa untuk mematangka­n persiapan di Kudus. Dalam kejuaraan dunia, dua pasangan ganda campuran terbaik Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dan Ricky Karanda/Debby Susanto absen.

 ?? PP PBSI FOR JAWA POS ?? KALI LAIN LEBIH BAIK: Greysia Polii dan Apriyani Rahayu berpelukan setelah kalah dalam semifinal Kejuaraan Dunia di Nanjing, Tiongkok, kemarin.
PP PBSI FOR JAWA POS KALI LAIN LEBIH BAIK: Greysia Polii dan Apriyani Rahayu berpelukan setelah kalah dalam semifinal Kejuaraan Dunia di Nanjing, Tiongkok, kemarin.
 ?? PP PBSI FOR JAWA POS ?? BANYAK
PR: Apriyani berusaha mengembali­kan shuttlecoc­k dari Mayu Matsumoto. Menurut Susy Susanti, mereka kalah dari segi power, fisik, ketahanan, dan kesabaran saat menghadapi lawan.
PP PBSI FOR JAWA POS BANYAK PR: Apriyani berusaha mengembali­kan shuttlecoc­k dari Mayu Matsumoto. Menurut Susy Susanti, mereka kalah dari segi power, fisik, ketahanan, dan kesabaran saat menghadapi lawan.
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia