Gardu Listrik Zaman Belanda Masih Utuh
Ditemukan pada Bekas Bangli Jalan Semarang
SURABAYA – Belasan bangunan liar (bangli) di Jalan Semarang dibongkar petugas Satpol PP Surabaya Rabu (25/7). Namun, ada satu bangunan yang masih kukuh berdiri di sekitar bangli. Yakni, gardu listrik 6 kilovolt (kv) peninggalan zaman Belanda.
Bangunan itu masih tampak kukuh hingga kemarin (4/8). Gardu tersebut memang sudah usang dan dipenuhi debu. Saat ini bangunan tua itu sudah tidak terawat dan dimanfaatkan sebagai rumah pemulung.
’’Padahal, sebenarnya gardu itu bisa dimasukkan kategori cagar budaya,’’ kata Ketua Komunitas Laskar Soeroboyo Mochamad Saiful. Pencinta sejarah tersebut menjelaskan, banyak generasi senja yang mengetahui asal usul bangunan itu. Gardu tersebut merupakan warisan perusahaan listrik milik Belanda, yakni ANIEM (Algemeene Nederlandsche Indische Electriciteit Maatschappij).
Dulu, perusahaan tersebut me- rupakan penyokong aktivitas zaman penjajahan. Mereka membangun gardu di pusat kota. Gardu-gardu itu dimanfaatkan untuk penerangan masyarakat di sekitarnya.
Saiful menyebut sebenarnya ada banyak gardu Belanda di Surabaya. Dia mendata ada sekitar 27 bangunan milik ANIME yang ditemukan. Semua sudah tidak terpakai. ’’Bahkan, ada yang di dalam permukiman kumuh,’’ kata Saiful. Menurut dia, seharusnya ada perawatan rutin pada bangunan itu. Sebab, gardu tersebut layak dikategorikan cagar budaya.
Saiful mengatakan, ada ciri-ciri gardu listrik ala Belanda. Ukurannya selalu disesuaikan dengan kebutuhan. Mulai ukuran 3 x 3 meter, 4 x 3 meter, sampai 5 x 6 meter. Terdapat lempengan logam sebagai tanda peringatan bahaya di bagian dinding.
Biasanya, peringatan itu ditulis dengan menggunakan bahasa yang berbedabeda. Bergantung lokasinya. Ada tulisan peringatan dengan bahasa Belanda, Melayu, dan bahasa daerah setempat. Misalnya, bahasa Jawa. Kebanyakan gardu memiliki ketinggian sekitar 7 meter. Selain itu, ada cantolan kawat di bagian pinggirnya. ’’Dulu, manfaatnya untuk penerangan masyarakat sangat penting,’’ ucap Saiful.