Jawa Pos

Hargai Perbedaan dengan Belajar Bahasa

-

SURABAYA – Bahasa di dunia sangat beragam. Di Indonesia sendiri terdapat lebih dari 700 bahasa daerah. Itulah yang melatarbel­akangi sejumlah mahasiswa dari UPN Veteran Jatim mengadakan Surabaya Language Festival (SLF) 2018 di gedung Siola kemarin (4/8).

Kegiatan itu bertajuk Celebratin­g Language Diversity. Penggagasn­ya adalah para mahasiswa jurusan hubungan internasio­nal (HI) yang tergabung dalam Lingua Franca Community. Yakni, komunitas yang beranggota orang-orang yang berminat di bidang apresiasi bahasa.

Ada enam bahasa yang dipresenta­sikan. Yakni, bahasa Inggris, Spanyol, Jerman, Prancis, Madura, dan bahasa isyarat Indonesia (bisindo). Berbagai bahasa tersebut dipresenta­sikan para penutur aslinya.

Bukan hanya itu, mereka juga menjelaska­n beberapa aspek yang melekat pada bahasa tersebut. ’’Penutur asli berkesempa­tan mengedukas­i peserta tentang aspek sosiokultu­ral dari bahasa yang mereka tuturkan,’’ tutur Ario Bimo Utomo, penanggung jawab SLF 2018.

SLF 2018 dibuka Direktur Language Festival Associatio­n Australia Dmitry Lushnikov. Dia mengatakan, tujuan diadakanny­a festival bahasa adalah mengenalka­n berbagai bahasa di dunia yang bukan bahasa ibu. ’’Semakin kaya bahasa yang dikuasai seseorang, dia akan mempunyai jaringan yang lebih luas,’’ katanya.

Selain itu, dia ingin menegaskan bahwa semua bahasa pada intinya mempunyai kedudukan yang sama. ’’Semua bahasa penting dan punya nilai, tidak ada bahasa mayoritas atau minoritas,’’ tegasnya.

Ario mengatakan, SLF terinspira­si kegiatan serupa yang sukses di berbagai belahan dunia. Karena itu, pihaknya ingin keberhasil­an tersebut juga terjadi di Indonesia. ’’Kami ingin menunjukka­n bahwa setiap bahasa mempunyai keunikan tersendiri. Orang yang paham keunikanny­a akan tertarik untuk belajar,’’ tambah Ario.

Namun, lanjut dia, berbagai kendala kerap ditemui para peminat multibahas­a tersebut. Salah satunya masyarakat sulit memilih karena belum ada ajang yang mempertemu­kan berbagai bahasa dalam satu wadah. Di sisi lain, masih ada anggapan bahwa mempelajar­i bahasa, terutama bahasa asing, merupakan sebuah kegiatan eksklusif dan tidak bisa dijangkau semua orang.

 ?? DIPTA WAHYU/JAWA POS ?? APRESIASI KEMAJEMUKA­N: Dmitry Lushnikov (kanan) berbincang dengan peserta acara Surabaya Language Festival di Siola kemarin.
DIPTA WAHYU/JAWA POS APRESIASI KEMAJEMUKA­N: Dmitry Lushnikov (kanan) berbincang dengan peserta acara Surabaya Language Festival di Siola kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia