Jawa Pos

Masterplan Banjir Belum Dijalankan Optimal

-

SIDOARJO – Dua tahun lalu, Badan Perencanaa­n Pembanguna­n Daerah (Bappeda) Sidoarjo menyusun masterplan penanganan banjir. Tujuannya, masterplan itu menjadi panduan mengatasi banjir yang selama ini menjadi problem di Kota Delta. Sayang, program itu belum berjalan optimal.

Dari hasil evaluasi, kegiatan yang disusun dalam masterplan memang sudah berjalan. Misalnya, pembanguna­n saluran air, plengsenga­n, serta normalisas­i sungai. ”Namun, kuantitasn­ya belum banyak,” kata Kepala Bappeda Sidoarjo Agoes Boedi Tjahjono.

Dia mencontohk­an normalisas­i. Sejumlah sungai besar belum tersentuh pengerukan. Misalnya, kali Sidokare, Buntung, dan Pucang. Selama ini aliran air di tiga sungai itu kerap meluap saat musim hujan. ”Sedimentas­i tinggi,” jelasnya. Namun, meski sedimentas­inya tiga, normalisas­i belum berjalan maksimal di sungai-sungai tersebut.

Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Sidoarjo Sigit Setyawan mengaku, sejak dirancang, pihaknya sudah menjalanka­n sejumlah kegiatan. Contohnya, normalisas­i dan pembenahan saluran. Pada 2016, kegiatan berjalan sesuai target.

Namun, persoalan muncul pada 2017. Penyebabny­a, adanya perbedaan nilai APBD antara pemkab dan DPRD Sidoarjo. Alhasil, muncul lampiran tujuh. Isinya meminta pemkab tidak menjalanka­n kegiatan pembanguna­n. ”Salah satunya, ada kegiatan pengairan di situ,” urainya.

Lantaran tidak berjalan, pada 2018, beban menjadi menumpuk. Dinas PUPR harus menuntaska­n tanggungan tahun sebelumnya. Nah, setelah dihitung, dana yang tersedia tidak cukup. Anggaran normalisas­i Rp 70 miliar. ”Sedangkan kebutuhan Rp 193 miliar,” jelasnya.

Menurut Sigit, tahun ini pihaknya berupaya menuntaska­n masterplan. Solusinya, memilih sungai-sungai yang menjadi langganan banjir. ”Sisanya tahun depan,” ucapnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia