Jawa Pos

Anggota Sakram Terlibat Pembajakan Truk

Sopir Jadi Otak Kejahatan

-

SURABAYA – Satu per satu tabir kasus pembajakan truk muatan produk Nestle pada 25 Juli 2017 tersingkap. Ternyata, pelakunya adalah anggota komplotan Sakram. Temuan paling anyar, sopir truk yang sempat dibuang para pelaku dan melapor ke polisi itu sebenarnya otak kejahatan sekaligus kapten komplotan.

Hal tersebut diungkapka­n Kanit Bajak Sandera Subdit III Jatanras Polda Jatim Kompol Agung Darmono saat diwawancar­ai Jawa Pos kemarin (4/8). Dia menyebutka­n, fakta itu terungkap setelah ada pengembang­an penyidikan kasus dari tersangka Sadir alias Bejo. Tersangka merupakan anggota kelompok Sakram yang kerap merampas buku kir dan STNK truk ekspedisi. Bejo ditangkap pada 21 Mei lalu. ’’Jadi jelas ya, pemainnya berkutat di kelompok kejahatan itu-itu saja,” katanya.

Berdasar hasil pemeriksaa­n sementara, Bejo berperan sebagai penadah. Pria 56 tahun itu menjadi sopir truk engkel yang ikut memindahka­n muatan truk Nestle. Aksi pembajakan tersebut direncanak­an sehari sebelumnya. Bejo bersama tujuh anggota komplotan yang dipimpin SUR itu mengadakan pertemuan di kawasan Lawang, Malang. Si kapten SUR hingga kini masih menjadi buron.

Dalam pertemuan tengah malam itu, SUR menjadi pemain sentral. Sebab, dialah yang menjadi sopir truk bernopol L8278UX tersebut. Pihak perusahaan dengan mudah memercayak­an muatan itu kepada SUR. Sebab, dia sudah bekerja selama 10 tahun di perusahaan tersebut.

Truk itu berangkat dari kawasan Gempol, Pasuruan, pada 24 Juli 2017 sekitar pukul 21.00. Titik bongkar muat yang sudah disepakati berada di dekat Terminal Mojosari. Setelah tiba pukul 00.00, ternyata kondisi sekitar dianggap kurang aman. Mereka lantas mencari lokasi lain. Akhirnya, bongkar muat truk dilakukan di lapangan dekat KUD Pungging, Mojokerto.

Komplotan tersebut datang dengan membawa enam truk engkel. Pencurian itu dilakukan dengan cepat dan senyap. Hanya dibutuhkan waktu 30 menit untuk mengeluark­an seluruh isi truk yang bermuatan 12 ton tersebut.

Sekitar pukul 03.30, rencana baru untuk melarikan diri disusun. Skenariony­a, kedua tangan dan kaki SUR diikat. Mata dan mulutnya dilakban. Sopir gadungan itu lantas dibuang di kawasan Ploso, Jombang. Sedangkan truk Nestle yang sudah kosong dibuang di depan pom bensin dekat Terminal Mojokerto.

Setelah ditemukan warga dan polisi, SUR mengaku sebagai korban perampokan. Dia kemudian melapor ke Polsek Ngoro, Mojokerto. ’’Tiga hari setelah melapor, dia menghilang,” jelas Agung. Sejak saat itu, unit bajak sandera memetakan SUR sebagai pelaku.

Muatan 12 ton yang berisi susu, permen, dan barang-barang konsumsi tersebut dijual para pelaku ke daerah lain. Uang yang didapat para bandit itu diperkirak­an lebih dari Rp 100 juta. Di bagian lain, kerugian perusahaan dari nilai total barang yang hilang mencapai Rp 634 juta.

Kasubdit III Jatanras Ditreskrim­um Polda Jatim AKBP Ambariyadi Wijaya menyatakan, aksi pembajakan komplotan tersebut sangat merugikan para pengusaha dan perekonomi­an wilayah. Karena itu, dia meminta warga untuk melaporkan ciri-ciri aksi pembajakan yang bisa dikenali.

Salah satunya, ada dua truk yang melakukan bongkar muat di pinggir jalan. Kebanyakan sopir dan kernet kendaraan itu mengaku truknya mogok sehingga harus dipindah. ’’Crime clock-nya jelas selepas tengah malam hingga subuh,” ungkapnya.

 ?? MIRZA AHMAD/JAWA POS ?? PENADAH: Bejo (foto kiri) dan truk yang disita Polda Jatim.
MIRZA AHMAD/JAWA POS PENADAH: Bejo (foto kiri) dan truk yang disita Polda Jatim.
 ?? MIRZA AHMAD/JAWA POS ??
MIRZA AHMAD/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia